Kemenangan Cal Crutchlow di Ceko (21/8) jelas sebuah kejutan besar. Secara personal, Cal akhirnya berhasil menjuarai sebuah seri MotoGP yang ia ikuti sejak seri Qatar 2011. Secara tim, raihan Cal menjadi juara seri pertama bagi tim satelit LCR sejak keikutsertaan di MotoGP 2006. Dan secara kebangsaan, Cal menjadi orang Inggris berikutnya yang memenangi seri MotoGP sejak Barry Shene menjuarai seri Swedia 35 tahun lalu! Dan mencermati 4 besar hasil podium seri ini jelas bukan kejutan semata. Hasil podium Cal, Rossi dan Marquez, plus Baz di posisi ke-4 ternyata menunjukkan bagaimana sebuah hasil balapan ditentukan oleh faktor perhitungan. Perhitungan atas tantangan, hambatan dan risiko yang pastinya rumit. Dan untuk menyelesaikannya mungkin butuh bantuan sebuah calculator.
Dengan balapan berlangsung dalam kondisi basah, pembalap dihadapkan dengan banyak pilihan dan tantangan, juga risikonya. Dan memanajemen pilihan kompon ban harus pintar-pintar dihitung agar berbuah positif. Cal Crutchlow dan Loris Baz start dengan ban basah depan-belakang Hard. Sedang Rossi dengan ban basah depan Soft sedang belakang Hard. Giliran Marquez dengan ban basah depan-belakang Soft.
Di lap-lap awal, rider yang memilih kompon ban basah depan-belakang Soft mendominasi balapan. Ditunjang performa impresif Ducati di kondisi basah, Iannone, Dovisiozo, dan Redding seakan balapan one make race di rombongan 3 besar. Di belakangnya Marquez, Alex Espargaro, dan Vinales terpisah di rombongan kedua. Sedangkan Cal, Rossi, dan Loris Baz hanya mampu bertarung di rombongan tengah. Angin perubahan dimulai sejak lap ke-7 dari total 22 lap. Cal Cruthlow mampu mencatatkan lap time di kisaran 2 menit 8 detik. Hasil balap tinggal menunggu waktu bahwa rider yang memilih ban Hard bakal diuntungkan. Di lap ke-7 ini Cal yang terkunci di posisi ke-15 hingga lap ke-3, telah berada di posisi ke-10, Rossi ke-11, dan Marquez ke-5.
