Pada lap 3 GP Brno lalu, Andrea Dovizioso memimpin barisan skuad Ducati di posisi paling depan. Di belakangnya ada rekan satu timnya, Andrea Iannone disusul pembalap tim satelit Ducati, Scott Redding. Ya, sungguh mengerikan melihat pembalap Ducati menempati posisi 1-2-3 ini. Bahkan pada lap 8, pembalap tim satelit Ducati yang lain, Hector Barbera naik ke posisi 4! Namun dominasi 4 pembalap Ducati ini hanya bertahan sampai lap 10. Dovi yang pertama kali mengalami masalah. Setelah itu, berturut-turut pembalap Ducati yang lain (Iannone, Redding, Barbera) mulai terlihat kedodoran.Sebaliknya, laju pembalap di belakang mereka, Cal Crutchlow dan Marquez, tampak semakin kencang.
Berikutnya, pada lap 14, giliran Redding yang bermasalah. Dia melebar hingga dilibas Crutchlow dan Barbera yang menempati posisi 2 dan 3. Dan 2 lap kemudian, Iannone seperti tak berdaya disalip Crutchlow yang mengambil alih pimpinan sementara. Sementara Redding semakin terpuruk di belakang setelah dilibas Rossi dan Marquez. Nasib serupa juga dialami Iannone yang akhirnya finish di posisi 8. Masih lumayan Barbera yang finish di urutan 5, setelah disalip rekan setimnya sendiri, Loris Baz. Yang menarik dari kejadian ini adalah, semua pembalap Ducati (Dovi, Iannone, Redding dan Barbera) yang leading di lap-lap awal menggunakan ban depan spek hujan dengan soft compound.
Dan semua ban itu hancur setelah lap 10 seperti yang dialami Dovi. Sementara Iannone mengaku mulai kehilangan grip roda depan pada lap 15 dan Redding lap 20. Beda dengan Loris Baz yang justru tampil perkasa di lap-lap pertengahan hingga akhir memakai ban depan spek hujan dengan kompon keras. Dovizioso punya alasan menarik yang mengaitkan isu ban depan ini dengan desain winglets Ducati yang berdiameter lebar. Ya, tujuan pemasangan winglets ini adalah memberikan tekanan tambahan pada roda depan, sehingga memungkinkan motor berkaselerasi kuat tanpa memunculkan ekstra wheelie (roda depan terangkat).
