Seri MotoGP yang luar biasa. Akhirnya Maverick Vinales layak menyandang titel the new alien. Setelah sebelumnya sering kali hanya mampu menunjukkan performa apik di sesi tes, di sesi free practice, hingga sesi kualifikasi.
Akhirnya rider Suzuki yang musim depan menjadi tandem Rossi, sukses menjuarai seri. Bravo! Kemenangan pertama Vinales di ajang MotoGP ini sekaligus menjadi sukses Suzuki setelah juara terakhir di GP Le Mans oleh Chris Vermeulen musim 2007 pada kondisi wet race. Dan jika menilik hasil juara saat dry race, maka sejarah terakhir Suzuki terjadi di GP Motegi musim 2000 oleh Kenny Roberts Jr.
Di Silverstone (4/9) performa apik sebenarnya sudah ditunjukkan sejak free practice. Di sesi FP1 ia memimpin catatan waktu, hasil positif ini dilanjutkan raihan runner up di sesi FP2 dan kembali runner up di FP3. Meski kemudian sempat kesulitan di hari Sabtu ketika hujan mengguyur sesi FP4. Vinales rebound, ia dan tim Suzuki sukses meraih posisi start ke-3 di sesi kualifikasi yang juga dalam kondisi hujan. Prestasi apik saat race sudah langsung ia tunjukkan di race pertama (balap dihentikan di lap pertama karena ada insiden yang melibatkan Loris Baz dan Pol Espargaro, Red). Strategi untuk secepatnya memimpin balap kembali ia lakukan di saat restart.
Dan ini tak lepas ditunjang keyakinan untuk tetap melanjutkan menggunakan ban bekas race pertama. “Banyak rider yang mengganti bannya, dan kami tetap dengan ban sebelumnya,” aku Vinales. Meski mengaku kuatir sebelum restart, keuntungan menggunakan ban bekas ini didukung dengan pengurangan jumlah lap menjadi 19. Dengan kondisi ban bekas kombinasi depan Hard dan belakang Medium, ban dapat lebih cepat meraih suhu optimalnya. Gebrakan Vinales pun tak terbendung saat restart, di lap pertama setelah memimpin 0,242 detik dari posisi kedua Crutchlow. Setelah lap kedua, gap sudah membentang menjadi 0,977 detik dari posisi kedua Marquez. Di lap kelima, gap semakin lebar menjadi 2,247 detik.
