Tampilkan di aplikasi

Dari Minang untuk swasembada kedelai

Majalah Peluang - Edisi 89
26 Maret 2018

Majalah Peluang - Edisi 89

Program penanaman kedelai di lima daerah diancangkan untuk penuhi kebutuhan lokal, di samping kontribusi untuk swasembada nasional.

Peluang
Kebutuhan kedelai di Sumbar relatif rendah, meski masih impor. Program penanaman kedelai di lima daerah diancangkan untuk penuhi kebutuhan lokal, di samping kontribusi untuk swasembada nasional. SWASEMBADA kedelai nasional diancangkan terwujud 2018. Untuk itu, Sumatera Barat bertekad ambil bagian, berkontribusi. Meski terkendala lahan dan cuaca, Sumbar diplot jadi salah satu sentra kedelai.

“Penanaman kedelai ini merupakan instruksi Kementerian Pertanian. Saat ini kita masih tergantung impor,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, Candra. Secara nasional, keran impor kedelai diprediksi naik dari 2,3 juta ton (2016) menjadi 2,53 juta ton.

Soalnya, produksi kedelai tahun ini anjlok 15,7 persen, dari realisasi 2016 (890.000 ton) menjadi sekitar 750.000 ton. Impor kedelai selama ini berasal dari Amerika Serikat sebesar 238,8 ribu ton (US$106,4 juta); Kanada sebanyak 2.076 ton (US$970,6 ribu), Malaysia sejumlah 738,7 ton (US$387,9 ribu), dan porsi Benin 531,0 ton (US$199,6 ribu).

Hingga saat ini, Sumbar masih gunakan kedelai impor untuk bahan tahu, tempe, dan susu kedelai. “Dengan memproduksi di daerah sendiri, kebutuhan lokal bisa terpenuhi,” imbuh Candra. Gerakan tanam kedelai dimulai Oktober depan. Lokasinya di lima daerah, yaitu Kab Pasaman Barat, Kab Agam, Kab Pesisir Selatan, Kab Dharmasraya, dan Kab Sijunjung. Lahan untuk itu disiapkan 15 ribu hektare.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI