Tampilkan di aplikasi

Pasar apung di Indonesia

Majalah Peluang - Edisi 92
27 Maret 2018

Majalah Peluang - Edisi 92

Pasar apung

Peluang
SUASANA di pasar-pasar apung Kalimantan Selatan secara khas mencerminkan budaya suku Banjar. Anda bisa datang ke sini tidak sekadar untuk berfoto ria memanfaatkan keelokan latar belakangnya. Niscaya mengesankan ketika anda berinteraksi dengan warga lokal, sambil naik jukung,dan menikmati kuliner. Suasana hirukpikuk pasar itu mengekspresikan relasi masyarakat yang guyub.

Para pedagang menggunakan perahu, kebanyakan ibu-ibu, secara agresif menjajakan dagangannya. “Ayo pak. Ini jeruk. Manis, Pak. Saya kupasin ya,” seru salah satu penjual buah-buahan sembari tangannya tetap mendayung. Perahu di sebelahnya tak kalah gesit menjajakan. “Minum kopi, Pak, Bu. Mau kopi?” katanya.

Sambil diombang-ambing gelombang, tawar menawar terjadi. Cobalah minum kopi ditemani kue cincin atau kue apem di perahu klotok, pasti suasananya sangat berbeda jika dilakukan di darat. Sebaiknya Anda datang ke sini tidak sekadar untuk foto-foto. Berinteraksi dengan warga lokal sambil naik jukung dan menikmati kuliner dan suasana hiruk-pikuk pasar ini niscaya mengesankan.

Pasar Muara Kuin, Lok Baintan, Pierre Tendean, Banjarmasin. Jika Anda generasi 90-an, tentu tidak asing dengan iklan tv seorang nenek yang mengacungkan jempol di atas perahu berlatar pasar apung. Ya, lokasi pengambilan video tersebut di “Pasar Apung Muara Kuin”, di persimpangan Sungai Kuin dan Sungai Barito. Transaksi berlangsung di atas perahu (bhs Banjar: jukung).
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI