Tampilkan di aplikasi

Surabaya, role model kelola sampah

Majalah Peluang - Edisi 99
1 Juni 2018

Majalah Peluang - Edisi 99

Kota Surabaya

Peluang
TAK terbuang sia-sia enam ton sampah yang dihasilkan warga Kelurahan Jambangan, Surabaya. Tumpukan sampah organik berjajar rapi di sebuah depo di Kecamatan Jambangan itu. Setiap tumpukan ditandai usia hari. Hebatnya, aroma yang merebak dari sana tidak menyengat, tapi mirip tembakau. Pada hari ke-21, setelah dibalik dan dicampur, plus 5 hari untuk pengeringan, sampah tersebut disebar untuk memupuk tamantaman kota.

Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan berdiri di atas lahan 2.900 m². Bangunan gudangnya 20 x 15 meter. Di situ bekerja 14 pegawai. Lima warga setempat, sisanya warga eks lokalisasi Dolly. Jadi, selain dapat keuntungan dari hasil penjualan sampah anorganik, mereka juga digaji oleh Pemkot Surabaya Rp70.000/hari/orang. Hanya di Jambangan? Jelas tidak. Di Kel Sutorejo sarana serupa juga ada. Secara menyeluruh, Kota Surabaya memiliki 26 titik rumah kompos.

Hasilnya, pasokan sampah dari pasar tradisional ke TPA Benowo yang 1.500 ton/hari (60%-nya sampah organik) berkurang hingga 40 ton/hari. Ini tidak luput dari kinerja 28.600 kader lingkungan dan 620 fasilitator. Gas metana dari sampah di TPA Benowo bisa pula menyumbang 1 MW energi listrik yang dijual ke PT PLN. Logis jika pada 2014 Surabaya didaulat sebagai salah satu kota yang mampu mengelola sampah dengan baik, melalui program 3R (reduce, reuse, recycle).

Bahkan menjadi role model untuk Indonesia. Itu juga alasan menunjuk Surabaya jadi tuan rumah Forum Regional 3R atau The 5th Regional 3R Forum in Asia & The Pacific, empat tahun silam. Temanya Multilayer Partnership & Coalitions as the Basic for 3R’s Promotion in Asia & The Pacific. Pembukaannya dihadiri 300 peserta dari 38 negara di Asia Pasifik.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI