Tampilkan di aplikasi

Dampak ekonomi bandara baru Kertajati

Majalah Peluang - Edisi 99
1 Juni 2018

Majalah Peluang - Edisi 99

Di mata Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Acuviarta Kartabi, keberadaan BIJB Kertajati mengatasi ketimpangan pertumbuhan ekonomi untuk kawasan utara dan barat.

Peluang
BANDARA Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka resmi beroperasi pada 24 Mei. Seremoninya ditandai dengan mendaratnya pesawat kepresidenan. Bandara seluas 1800 hekatare ini mulai dibangun pada 2014, rampung akhir 2017. Bagusnya, positif terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban di Subang via akses Jalan Tol Cipali sejauh 40 kilometer. Lokasinya sekitar 68 km dari Bandung, BIJB terhubung dengan Jalan Tol Cisumdawu ke Kota Bandung.

Terhubung juga ke Kawasan Industri Karawang dan Pelabuhan Cirebon. Akses ke sini bisa pula dicapai dengan kereta api. Menurut Direktur PT BIJB, Virda Dimas Putra, BIJB siap melayani penerbangan komersial. termasuk untuk mudik lebaran dari dan ke Surabaya, Medan, Denpasar, Balikpapan dan Makassar. Sebagai bandara terbesar kedua di Nusantara, setelah Bandara Soetta, Kertajati akan dilengkapi kawasan aeropolis seluas 3.480 ha, yang terbagi enam klaster, yaitu Logistic Park, creative and technology park, creative and technology centre, aerospace dan residential park.

Kehadiran bandara baru ini diharapkan mendongkrak perekonomian Jawa Barat. Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pemprov Jabar menargetkan jumlah kunjungan 49,75 juta wisatawan pada 2018. Terdiri dari 48 juta wisatawan nusantara dan 1,75 juta wisman. Data tahun lalu, menurut BPS, jumlah kunjungan wisata ke Jabar 43,7 juta; yang 2,6 juta di antaranya wisman. Pada 2016, angkanya 46,1 juta, di antaranya 1,1 juta wislokal.

Kontribusi Bandara Husein Sastranegara dengan sendirinya akan mengecil, khususnya turis asal mancanegara. Data BPS Jabar mencatat, jumlah wisman melalui Bandara Husein Sastranegara tahun lalu: 15.170 orang (November), menjadi 17.776 orang (Desember).
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI