Tampilkan di aplikasi

Buku Peneleh hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Esok Matahari Akan Bersinar:

Catatan Perjuangan Melawan Kanker

1 Pembaca
Rp 65.500 15%
Rp 55.675

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 167.025 13%
Rp 48.252 /orang
Rp 144.755

5 Pembaca
Rp 278.375 20%
Rp 44.540 /orang
Rp 222.700

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini menceritakan perasaan sedih, khawatir, dan prasangka yang timbul saat mengalami peristiwa selama berjuang melawan kanker tulang stadium empat, dan transisi kejiwaan penderita dari depresi ke tahap menerima hadirnya penyakit kanker dalam hidupnya. (Tahap denial sampai ke tahap acceptance) Upaya pengobatan holistik. yang menyentuh rana medis, psikologis, spiritualias dan hasilnya, dikemas dalam sebuah cerita yang menggambarkan kondisi fisik penderita, perasaan, semangat untuk bertahan hidup, sikap terhadap penyakit yang diderita, dan perubahan prilaku. Perasaan dan pikiran suami penderita disisipkan ke dalamnya untuk memberikan gambaran tentang kondisi psikologis orang yang merawatnya.

Kehidupan masa lalu yang menggambarkan suasana batin penderita diulas dan dijadikan salah satu pertimbangan untuk menyimpulkan pelajaran berharga yang dapat diambil, dari proses perjuangan melawan kanker. Buku ini belum sepenuhnya selesai karena pengobatan holistik masih terus berjalan sampai ajal tiba Matahari esok bersinar hanyalah sebuah ungkapan tentang harapan akhir perjuangan memenangkan pertempuran melawan kanker, dan dapat menikmati indahnya mentari yang bersinar di esok hari bersama anak anak dan cucu terkasih.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Arijanto
Editor: Ari Kamayanti

Penerbit: Peneleh
ISBN: 9786025321429
Terbit: Februari 2018 , 139 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Buku ini menceritakan perasaan sedih, khawatir, dan prasangka yang timbul saat mengalami peristiwa selama berjuang melawan kanker tulang stadium empat, dan transisi kejiwaan penderita dari depresi ke tahap menerima hadirnya penyakit kanker dalam hidupnya. (Tahap denial sampai ke tahap acceptance) Upaya pengobatan holistik. yang menyentuh rana medis, psikologis, spiritualias dan hasilnya, dikemas dalam sebuah cerita yang menggambarkan kondisi fisik penderita, perasaan, semangat untuk bertahan hidup, sikap terhadap penyakit yang diderita, dan perubahan prilaku. Perasaan dan pikiran suami penderita disisipkan ke dalamnya untuk memberikan gambaran tentang kondisi psikologis orang yang merawatnya.

Kehidupan masa lalu yang menggambarkan suasana batin penderita diulas dan dijadikan salah satu pertimbangan untuk menyimpulkan pelajaran berharga yang dapat diambil, dari proses perjuangan melawan kanker. Buku ini belum sepenuhnya selesai karena pengobatan holistik masih terus berjalan sampai ajal tiba Matahari esok bersinar hanyalah sebuah ungkapan tentang harapan akhir perjuangan memenangkan pertempuran melawan kanker, dan dapat menikmati indahnya mentari yang bersinar di esok hari bersama anak anak dan cucu terkasih.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
“Esok Matahari Bersinar” adalah judul buku yang menggambarkan harapan lelaki tua tentang hari esok yang cerah yang akan dihadapi istrinya, setelah serangkaian pengobatan selesai dijalankan.

Semula lelaki tua itu menggebu menulisnya tetapi diakhir tahun 2018 ia berhenti menulis. Harapannya yang melambung tinggi tentang kesembuhan istrinya terhempaskan jatuh ketempat yang terendah. Kemajuan pengobatan istrinya yang sudah berjalan sepuluh bulan tidak lagi bergerak maju tetapi cenderung kembali ke saat awal pengobatan.

Ia lupa bahwa banyak sekali nikmat Tuhan yang tidak terhitung jumlahnya, telah diberikan kepadanya. Pengembaraannya ke Afrika bersama istri dan anak anaknya selama beberapa tahun adalah salah satu nikmat Tuhan yang seharusnya ia syukuri.

Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Belum mampunya istrinya berjalan, berubahnya bentuk wajah istrinya yang pipinya menjadi besar (tembem/ moon face) dan rasa sakit yang masih saja muncul dan tenggelam, pengorbanan moral dan finasial ternyata tidak dapat dibandingkan dengan nikmat kehidupan yang telah diberikan.

Kesadaran tentang nikmat Tuhan yang telah ia rasakan mendorongnya menulis kembali buku, setelah terhenti selama tiga bulan. Buku “Esok Matahari Bersinar” terdiri dari dua puluh dua bab. Dimulai dengan ulasan singkat tentang penyakit kanker kemudian disusul dengan cerita tentang keluarga lelaki tua yang menderita kanker.

Bab berikutnya menceritakan autobiografi singkat perempuan tua yang menderita kanker. Cerita diawali sejak masa kecil perempuan tua sampai ia hidup berdampingan dengan suaminya. Kisah suka dukanya dalam mengarungi kehidupan. Hidup dengan ayah ibunya yang serba kekurangan mengharuskan perempuan tua itu ikut kakak perempuan ibunya. Ia disekolahkan budenya sampai lulus sekolah menengah pertama dan kembali tinggal bersama dengan ayah ibunya sampai menyelesaikan Sekolah Menengah Atas.

Kembali lagi karena himpitan ekonomi perempuan tua itu dititipkan kepada anak perempuan budenya yang tinggal di Surabaya. Saat perempuan tua itu sekolah di sebuah akademi di mana ia bertemu dengan suaminya.

Hidup “ngenger” di rumah sepupunya terjadi peristiwa yang memberikan warna kehidupan yang tidak dapat ia ubah.

Bab berikutnya adalah cerita tentang seekor bangau yang kembali ke kubangannya. Sebuah pribahasa yang sangat tepat menggambarkan perjalanan hidup lelaki tua bersama istrinya. Sebuah keputusan untuk kembali ketanah air ternyata menjadi titik balik dari semua yang sudah ia capai selama pengembaraannya.

Kebahagiaan merasakan punya keluarga yang solid mulai retak perlahan, membawa dampak psikologis terhadap istri dan anak anaknya. Situasi kejiwaan keluarga inilah yang ia anyam menjadi sebuah permadani yang bermotif kesedihan dengan warna warna yang suram, menjadi pemicu bangunnya sel kanker dari tidurnya.

Bab pensiun dini menceritakan besarnya dukungan perempuan tua kepada suaminya dalam menggapai cita citanya. Walaupun perempuan tua itu selalu bertanya dalam hatinya “apa yang kau cari wahai suami”, yang jawabnya masih juga belum ia ketemukan.

Bab bab selanjutnya adalah cerita tentang proses mengambil keputusan untuk menjalani beberapa alternatif pengobatan. Transisi proses kejiwaan dari sikap menolak hadirnya penyakit kanker (denial stage) ke sikap yang dapat menerima (acceptance stage).

Diikuti dengan cerita proses pengobatan dan hasilnya setiap tahap dan kejadian ajaib (miracle) yang terjadi selama pengobatan.

Pengobatan alternatif dengan obat obat tradisional yang diracik oleh tabib dibahas secara ringkas. Obat obat herbal yang menurut laki laki tua adalah placebo yang bekerja karena dampak psikologis yang terjadi di istrinya. Pengobatan herbal ini menambah kepercayaan diri untuk sembuh. Sehingga tubuh bereaksi positif merangsang dikeluarkan hormon tertentu yang dapat mengurangi rasa sakit.

Bahasan tentang operasi senyap penyebaran sel kanker mengingatkan pembaca agar awas merasakan terjadinya perubahan yang terjadi dalam tubuh dan melakukan tindakan awal untuk mencegah invasi sel kanker ke bagian tubuh vital lainnya.

Akhir dari buku ini mengingatkan bahwa sakit itu adalah mahal dan memberikan saran kepada pendamping penderita kanker tentang apa saja yang harus dilakukan untuk mengobarkan semangatnya untuk tetap hidup dan sembuh dari penyakitnya.

Membagi pengalaman sebagai pendamping penderita penyakit kanker agar tetap semangat melakukan pekerjaan mulia.

Buku Esok Mentari Bersinar akan dibagikan kepada dokter, praktisi tradisional yang pernah membantu mengobati sakitnya istrinya, dan kepada sahabatnya yang keluarganya sedang menderita sakit kanker.

Semoga mereka mempunyai waktu untuk membaca dan bila bekenan memberikan komentar terhadap buku ini.

Selebihnya lelaki tua mohon maaf atas segala bentuk kekurangan dari buku ini. Tiada gading yang tidak retak. Selamat membaca!


Sidoarjo 17 April 2019

Penulis

Arijanto - Arijanto memiliki penalaman penelitian selama 13 tahun di negara Sierra Leone, Kenya, Uganda, Tanzania, Zimbabwe, Ethiopia, Sudan, Mesir, dan beberapa penelitian di Indonesia. Arijanto juga seorang penulis dari beberapa judul buku diantaranya Nandur Ngunduh dari Pemikiran Aksi Perubahan: Tawaran untuk Organisasi Masyarakat dan Sektor Politik, Esok Matahari Bersinar, dan Jangan Lelah Berjuang

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Sinopsis
Penyakit Kanker
Keluargaku Yang Menderita Kanker
Perempuan Di Kursi Roda
Setinggi Bangau Terbang Hinggapnya Ke Kubangan Juga
Pensiun Dini
Tidak Melanjutkan Pengobatan Kemo
Kedamaian Membuat Sel Kanker Dormant
Operasi Senyap Sel Kanker
Konsultasi Dengan Dokter Ahli Kanker
Proses Pengambilan Keputusan Berobat
Pengobatan Medis Penguatan Tulang:
     Pengobatan penguatan tulang yang pertama
     Pengobatan penguatan tulang yang ke dua
     Pengobatan penguatan tulang yang ketiga
     Pengobatan penguatan tulang yang keempat
     Pengobatan penguatan tulang yang kelima
     Penguatan tulang yang Keenam
     Penguatan Tulang Ke tujuh
     Penguatan Tulang Kedelapan
     Penguatan Tulang Kesembilan
     Penguatan Tulang Kesepuluh
     Akhir Penguatan pengobatanTulang
Hari-Hari Bersejarah Selama Upaya Penyembuhan
     Mampu berjalan dihari ulang tahunnya
     Hari raya iedul fitri
Placebo
     Efeektivitas pengobatan herbal
Pelajaran dari proses mendampingi penderita:
     Pelajaran 1: Mengendalikan Pikiran dan perasaan
     Pelajaran 2: Mendukung penderita sepenuh hati
     Pelajaran 3: Menggelorakan semangat hidup
     Pelajaran 4: Memancarkan energi positif
     Pelajaran 5: mengambil keputusan penting
Sehat itu murah sakit itu mahal
Menjaga ketahanan fisik dan mental
Epilog
Sekilas tentang lelaki tua dan istrinya