Ikhtisar
Buku ini disusun dengan mindset pendidikan yang membebaskan, yang mulai saya rintis sejak 2008 dan menjadi disertasi saya: “Liberating Accounting Education through Beauty and Beyond” (Kamayanti, 2012). Mengajar bagi saya menjadi panggilan hidup karena di situlah saya bisa menyampaikan kebenaran walau satu ayat1. Tentu saja, penyampaian kebenaran memiliki konsekuensi bahwa apa yang saya ajarkan harus dipraktikkan. Ini cukup menantang, namun dengan dikelilingi teman-teman yang baik (sebagaimana lagu tombo ati2), in sya Allah perjuangan akan lebih ringan dilakukan bersama-sama. Kotak pemahaman juga tersedia di beberapa bab untuk menampilkan poin-poin penting yang harus dipahami (highlight). Sebagai bahan evaluasi, terdapat pertanyaan dasar dan pertanyaan lanjutan yang dapat didiskusikan bersama. Buku ini terdiri dari 10 Bab. Bab pertama dapat mengambil 2 hingga 3 sesi untuk memantapkan pemahaman paradigma penelitian. Bab ke 10 pada desain riset, pengajar dapat mengambil beberapa sesi akhir untuk memberikan ruang bagi mahasiswa bereksperimen dengan riset akuntansi keperilakuan dan mendiskusikan rancang penelitian mereka. Dengan demikian, buku ini dapat digunakan untuk mendampingi satu semester pembelajaran akuntansi keperilakuan. Buku ini juga cocok digunakan untuk mata kuliah Etika Profesi Bisnis/Akuntansi karena aspek keperilakuan dapat dinilai etis/tidaknya. Pada setiap akhir bab, tersedia pertanyaan terkait etika bahkan akhlak untuk kembali meluruskan perspektif mahasiswa bahwa panduan kebenaran terbaik adalah kembali pada wahyu Tuhan. Saya yakin dengan menjawab serangkaian pertanyaan terkait akhlak dan etika, mahasiswa akan semakin terlatih berpikir kritis-spiritual-religius dan mampu mengonstruksi ilmu akuntansi. Kelak, mereka akan lebih mudah meriset menggunakan metodologi konstruktif (sebagaimana yang pernah saya tulis di tahun 2017- “Metodologi Konstruktif Riset Akuntansi: Membumikan Religiositas”). Tidak hanya itu, mahasiswa “dipaksa” untuk membuka kembali kitab suci mereka dan mendesekularisasi pemahaman mereka atas ilmu akuntansi. Lagipula, bukankah kita semua masih percaya pada sila “Ketuhanan yang Maha Esa”? Buku ini adalah hasil pengalaman mengajar Akuntansi Keperilakuan di Politeknik Negeri Malang. Saya menyampaikan banyak terima kasih khususnya kepada para mahasiswa yang turut berproses dalam pembelajaran sehingga membantu saya mencetuskan ide-ide pembelajaran yang lebih dialogis. Terima kasih saya pula kepada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang yang telah memberikan penugasan mengampu mata kuliah tersebut
Pendahuluan / Prolog
Lingkup Dan Tujuan Studi Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan (Behavioral accounting) bukanlah bidang ilmu baru, walaupun di Indonesia ia baru mulai masuk menjadi mata kuliah pada tahun 2000an. Sebagai bukti, sebuah artikel ditulis oleh Hofstedt & Kinard (1970) dalam The Accounting Review, sebuah jurnal ternama yang diterbitkan oleh American Accounting Association, mengambil judul “A Strategy for Behavioral Accounting Research”. Logisnya tentu jika di tahun 1970 saja strategi riset akuntansi keperilakuan telah dibahas, maka sudah sewajarnya isu akuntansi keperilakuan sudah ada jauh sebelum tahun 1970. Williams, Jenkins, & Ingraham (2006) menjelaskan bahwa istilah behavioral accounting ditemukan pertama kali di tahun 1967.
Akuntansi Keperilakuan tidak didefinisikan sebagai gabungan pemaknaan dua kata: akuntansi dan keperilakuan. Walau sepertinya hal ini dianggap logis, namun sebenarnya kedua kata saat digabungkan memiliki makna yang berbeda jika dibandingkan saat mereka berdiri terpisah. Konsep ini identik dengan kata “Lidah” dan “Buaya”, yang tentu memiliki makna berbeda dengan dua kata tersebut digabungkan: “Lidah Buaya”.
Beranjak dari pemahaman tersebut, Akuntansi keperilakuan bukan tentang pelaporan tentang perilaku seseorang atau sekumpulan orang (percayalah, banyak yang beranggapan demikian saat sesi brainstorming di awal pertemuan kuliah). Secara sederhana, akuntansi keperilakuan sebagai ilmu muncul dari sebuah pemikiran bahwa jika angka-angka yang dihasilkan oleh akuntansi dapat memengaruhi perilaku seseorang, maka jauh lebih penting dari itu, akuntan dapat membuat sistem bahkan akuntansi “baru” yang akan menimbulkan perilaku “baru” yang diharapkan: “the realization that accounting figures are both a cause and an effect of human behavior [is] trivial. A more important realization is that accountants can deliberately design their systems so as to influence behavior” (Hofstedt & Kinard, 1970, p. 38).
Terjemahan sederhana dari kutipan di atas adalah: “kesadaran bahwa angka-angka akuntansi adalah sebab dan akibat dari perilaku manusia adalah hal sepele. Hal yang lebih penting adalah kesadaran bahwa akuntan dapat secara sengaja mendesain sistem mereka untuk memengaruhi perilaku”.
Editor
Aji Dedi Mulawarman - Forum Dosen Ekonomi dan Bisnis Islam atau FORDEBI adalah wadah bagi dosen dan perguruan tinggi di Indonesia untuk bekerja sama mengembangkan kurikulum, SDM, dan riset di bidang ekonomi, manajemen, dan akuntansi syariah.
Daftar Isi
Sampul
Daftar Isi Akuntansi Keperilakuan: Telaah Artikel, Role Play, Dan Latihan Riset
Bab 1 Lingkup Dan Tujuan Studi Akuntansi Keperilakuan
Bab 2 Etika Dan Perilaku Akuntan
Bab 3 Teori-Teori Yang Lazim Mendasari Studi Akuntansi Keperilakuan
Bab 4 Etika Dan Akhlak Keperilakuan Dalam Akuntansi Keuangan
Bab 5 Etika Dan Akhlak Keperilakuan Dalam Akuntansi Biaya Dan Manajemen
Bab 6 Etika Dan Akhlak Keperilakuan Dalam Akuntansi Sektor Publik
Bab 7 Etika Dan Akhlak Keperilakuan Dalam Audit
Bab 8 Etika Dan Akhlak Keperilakuan Akuntan Pendidik
Bab 9 Etika Dan Akhlak Keperilakuan Dalam Keberterimaan Sistem Informasi
Bab 10 Desain Riset Akuntansi Keperilakuan
Daftar Rujukan
Tentang Penulis
