Tampilkan di aplikasi

Buku Peneleh hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kritik atas Adopsi IFRS

Perspektif Ekologi Akuntansi

1 Pembaca
Rp 104.500 15%
Rp 88.825

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 266.475 13%
Rp 76.982 /orang
Rp 230.945

5 Pembaca
Rp 444.125 20%
Rp 71.060 /orang
Rp 355.300

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Pendekatan proses yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada kombinasi pengertian proses sebagaimana yang disampaikan oleh Van de Ven & Poole (2005) dan Pettigrew (1997). Seorang peneliti yang menggunakan pendekatan proses menggambarkan dan menjelaskan realitas (atau beberapa rangkaian kejadian di dalamnya) apa adanya, sesuai dengan persepsi dan interpretasi peneliti. Dalam pendekatan ini, peneliti bukanlah seorang pengarang. Dia tidak menciptakan realitas namun lebih sebagai seorang pembaca realitas (Woiceshyn, 1997). Sebagai seorang pembaca dia menginterpretasikan apa yang dikatakan pengarang, dan menginterpretasikan apa yang dikatakan data mengenai beberapa fenomena realitas yang ditelitinya.

Saya berharap hasil penelitian ini dapat memberi informasi pada masyarakat akuntansi Indonesia, bahwa IFRS bukanlah segalagalanya. Mereka seharusnya realistis sekaligus kritis terhadap fenomena adopsi IFRS. Jangan sampai terlalu banyak energi dicurahkan pada fenomena IFRS sehingga hal lain yang lebih penting diabaikan.

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan dan penerapan theory accounting ecology yang dikenalkan oleh Gernon and Wallace. Gernon and Wallace (1995) mengatakan bahwa ekologi akuntansi terdiri dari lima irisan (slice) yang saling terpisah namun saling berhubungan. Tak ada satupun irisan yang berperan secara dominan dalam ekologi akuntansi. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah teori ekologi akuntansi khususnya bagaimana teori tersebut apabila diterapkan untuk menilai relevansi adopsi standar akuntansi internasional pada negara yang sedang berkembang. Selain itu penelitian ini diharapkan semakin mengembangkan wacana akuntansi sosial (socio accounting) yang saat ini sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan semakin meneguhkan bahwa akuntansi bukanlah ilmu ‘steril’ yang berdiri sendiri melainkan saling berkoneksi dengan disiplin ilmu yang lain, seperti ekonomi, hukum, politik dan budaya. Selain itu penelitian ini diharapkan memberi kontribusi pada pengembangan literatur konvergensi akuntansi internasional dengan mengevaluasi relevansi standar yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Committee (IASC) di negara berkembang, khususnya Indonesia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Hamidah
Editor: Ari Kamayanti

Penerbit: Peneleh
ISBN: 9786239270889
Terbit: April 2020 , 222 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Pendekatan proses yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada kombinasi pengertian proses sebagaimana yang disampaikan oleh Van de Ven & Poole (2005) dan Pettigrew (1997). Seorang peneliti yang menggunakan pendekatan proses menggambarkan dan menjelaskan realitas (atau beberapa rangkaian kejadian di dalamnya) apa adanya, sesuai dengan persepsi dan interpretasi peneliti. Dalam pendekatan ini, peneliti bukanlah seorang pengarang. Dia tidak menciptakan realitas namun lebih sebagai seorang pembaca realitas (Woiceshyn, 1997). Sebagai seorang pembaca dia menginterpretasikan apa yang dikatakan pengarang, dan menginterpretasikan apa yang dikatakan data mengenai beberapa fenomena realitas yang ditelitinya.

Saya berharap hasil penelitian ini dapat memberi informasi pada masyarakat akuntansi Indonesia, bahwa IFRS bukanlah segalagalanya. Mereka seharusnya realistis sekaligus kritis terhadap fenomena adopsi IFRS. Jangan sampai terlalu banyak energi dicurahkan pada fenomena IFRS sehingga hal lain yang lebih penting diabaikan.

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan dan penerapan theory accounting ecology yang dikenalkan oleh Gernon and Wallace. Gernon and Wallace (1995) mengatakan bahwa ekologi akuntansi terdiri dari lima irisan (slice) yang saling terpisah namun saling berhubungan. Tak ada satupun irisan yang berperan secara dominan dalam ekologi akuntansi. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah teori ekologi akuntansi khususnya bagaimana teori tersebut apabila diterapkan untuk menilai relevansi adopsi standar akuntansi internasional pada negara yang sedang berkembang. Selain itu penelitian ini diharapkan semakin mengembangkan wacana akuntansi sosial (socio accounting) yang saat ini sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan semakin meneguhkan bahwa akuntansi bukanlah ilmu ‘steril’ yang berdiri sendiri melainkan saling berkoneksi dengan disiplin ilmu yang lain, seperti ekonomi, hukum, politik dan budaya. Selain itu penelitian ini diharapkan memberi kontribusi pada pengembangan literatur konvergensi akuntansi internasional dengan mengevaluasi relevansi standar yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Committee (IASC) di negara berkembang, khususnya Indonesia.

Pendahuluan / Prolog

Apa Di Balik Penyeragaman Standar Akuntasi
Sebagaimana diketahui bersama bahwa saat ini terdapat upaya untuk melakukan penyeragaman standar akuntansi di seluruh dunia. Wacana ini telah menjadi bahan pembicaraan, diskusi dan perdebatan dalam kalangan akuntan baik akademisi maupun praktisi di seluruh dunia, tak ketinggalan pula Indonesia. Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai International Financial Reporting Standards (untuk selanjutnya disingkat IFRS), khususnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

Bagian pertama menguraikan cerita awal yang berupa sejarah yang melatarbelakangi mengapa kemudian muncul diskursus penyeragaman akuntansi internasional. Semenjak munculnya diskursus tersebut, di kalangan akademis muncul perdebatan mengenai keuntungan dan kerugian penyeragaman standar tersebut untuk diberlakukan di semua negara yang tentu saja punya budaya dan latar belakang yang berbeda. Berbagai kajian ilmiah baik berupa tulisan maupun penelitian telah dilakukan guna merespon wacana tersebut (lihat misalnya Abeysekera, 2005; Perry & Andreas, 2006; Soderstrom & Sun, 2010). Setelah dikaji lebih dalam ternyata diskursus globalisasi standar akuntansi masih menghasilkan opini dan temuan penelitian yang beragam. Sebagai negara berkembang dengan setting institusi dan latar belakang sosial, politik, ekonomi dan budaya yang berbeda dengan negara inisiator, Indonesia seolah tak mau ketinggalan untuk ikut serta terlibat dan mendukung upaya globalisasi akuntansi berupa pemakaian standar akuntansi tunggal yang mengikuti prinsip “gebyah uyah”1.

Gebyah uyah bisa diartikan dengan menyamaratakan keadaan.

Dalam kontek penelitian ini saya melihat bahwa inisiator dan kreator IFRS bermaksud untuk memberlakukan standar ini sebagai one global standards. IASB berkeyakinan bahwa IFRS bisa diterapkan sebagai standar akuntansi di manapun.

Anggapan ini bertentangan dengan teori keberagaman akuntansi yang berkeyakinan bahwa akuntansi tumbuh bersama lingkungannya. Secara ilmiah patut pertanyaan apakah prinsip “gebyah uyah” dalam konteks penerapan IFRS sebagai satu-satunya standar akuntansi yang berlaku di dunia masih relevan.

Daftar Isi

Sampul
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Bab I Apa Di Balik Penyeragaman Standar Akuntansi?
     1.1 Pendahuluan
     1.2 Sejarah dan Perkembangan IFRS
     1.3. Pro dan Kontra IFRS
     1.4. Akuntansi dan Ekologi yang Melingkupinya
Bab II Teori Ekologi Sebagai Basis Pemetaan
     2.1. Pendahuluan
     2.2. Genealogi Pengetahuan
     2.3. Upaya Pencarian Pengetahuan
     2.4. Paradigma dalam Penelitian Akuntansi
     2.5. Posisi Filosofis Penelitian
     2.6. Studi Kasus Sebagai Tarian Desain Penelitian
     2.7. Phenomenology Mapping melalui Ekologi Akuntans
     2.8. Upaya Pencarian Landasan Pijak untuk Menjawab Masalah (Disain Penelitian)
Bab III Dualisme Teori Dalam Penelitian Kualitatif: Sebagai Alat Analisis Dan Sebagai Tujuan
     3.1. Pendahuluan
     3.2. Penggunaan Awal Sebuah Teori dalam Penelitian
     3.3. Teori sebagai Alat Analisis
          3.3.1. Akuntansi dan Ekologi yang Melingkupinya
          3.3.2. Adopsi dan Implementasi IFRS di Negara Berkembang
          3.3.3. IFRS dan Global Governance
     3.4. Membangun Teori dalam Penelitian Kualitatif Studi Kasus
Bab IV Analisis Tematik Atas Ekologi Akuntansi Indonesia
     4.1. Pendahuluan
     4.2. Puzle yang Memberikan Gambaran Utuh Penelitian
Bab V Mengungkap Aktor Intelektual Di Balik Adopsi Ifrs Di Indonesia
     5.1. Pendahuluan
     5.2. Perjalanan Adopsi IFRS di Indonesia dalam Sebuah Dialog
     5.3. Aktor Kunci Dan Peran yang Dimainkan
     5.4. Penutup
Bab VI Misi Politis Di Balik Ifrs: “Ifrs Adoption For Whom?"
     6.1. Pendahuluan
     6.2. Indonesia dan Jeratan Kolonialisme Gaya Baru
     6.3. Peranan Institusi Internasional dalam Adopsi IFRS di Indonesia
          6.3.1 Adopsi IFRS bentuk Kepatuhan Terhadap SMOs
          6.3.2. IFAC dan Keterkaitannya dengan IASB
          6.3.3. IFAC Mendukung Globalisasi dan Global Governance
          6.3.4. Keanggotaan G20 sebagai Pendorong diadopsinya IFRS di Indonesia
          6.3.5. Keanggotaan dalam IOSCO Menjerat untuk Diadopsinya IFRS Indonesia
          6.3.6. IOSCO dan Keterkaitannya dengan Organisasi Internasional
     6.4. Penutup
Bab VII Pasar Modal: God Father Dari Standar Yang Dihasilkan Iasb
     7.1. Pendahuluan
     7.2. Standarisasi dan Kemudahan dari IFRS
     7.3. Keterkaitan antara Ekologi Akuntansi dan Keberagaman Akuntansi
     7.4. Lingkungan Bisnis Penentu Kebutuhan Standar Akuntansi
     7.5. No Free Lunch for IFRS
     7.6. Adopsi IFRS untuk Mendukung Kemajuan Pasar Modal
     7.7. Interconnection between actor, political, and business related slices
Bab VIII Dialektika Tesis-Antitesis Dan Sintesis Atas Adopsi Ifrs
     8.1.Pendahuluan
     8.2. Tesis
     8.3. Antitesis
          8.3.1. Accounting is Ecology Determinism
          8.3.2. Politik dalam Standar Akuntansi
     8.4. Sintesis
          8.4.1. Ecolocounting: from Neo-liberal to Ecology Determinism Standars
Bab IX Refleksi Penulis
Daftar Pustaka
Tentang Penulis