Rakyat Indonesia baru saja menyelesaikan hajatan besar yaitu Pemilihan Umum 2019. Penyelenggaraan pemilu kali ini berbeda dari biasanya. Untuk pertama kalinya, pemilik hak suara bisa memilih presiden dan anggota dewan legislatif di hari yang sama pada 17 April 2019.
Total terdapat 192,83 juta orang pemilih yang berhak mencoblos. Sebanyak 2,06 juta di antaranya adalah warga negara Indonesia yang berada di luar negeri. Antusias warga untuk ikut serta amat besar. Berdasarkan hasil perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU), angka partisipasi pemilih mencapai 80 persen.
Hingga berita ini diturunkan, KPU belum memiliki angka yang pasti tentang partisipasi pemilih. “Kami sudah menghubungi lembaga survei yang melakukan hitung cepat. Berdasarkan data dari mereka, tingkat partisipasinya antara 78 dan 82 persen,” kata Komisioner KPU Pramono Ubaid Tantowi dalam keterangannya di kantor KPU.
Angka ini menggembirakan karena melampaui target KPU sebesar 77,5 persen. Artinya, rakyat Indonesia punya keinginan kuat untuk ikut menentukan siapa saja yang layak masuk Istana Negara dan meraih bangku di Gedung DPR. Ajakan Golput, yang sempat ramai beberapa hari sebelum pencoblosan, terbukti tidak laku.
Tingginya antusiasme masyarakat ini tidak lepas dari sengitnya persaingan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di pemilihan presiden. Rivalitas ini sudah terbangun sejak Pilpres 2014 ketika Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla mengalahkan Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa. Waktu itu Jokowi meraih 53,15 persen suara, sementara Prawobo hanya mendapatkan 46,85 persen suara.
