Tampilkan di aplikasi

Nadine Chandrawinata, perempuan yang mencintai lingkungan

Majalah Portonews - Edisi 05/2019
10 Juni 2019

Majalah Portonews - Edisi 05/2019

Nadine dalam sebuah acara bincang-bincang. / Foto : Ratih Kusumawanti

Portonews
Sampah memang jadi persoalan serius di Indonesia. Bahkan, menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia. Begitu berbahayanya sampah plastik yang mencemari laut.

Masih ingat peristiwa matinya seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) yang ditemukan warga terdampar di sekitar Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara? Betapa mengejutkan saat mengetahui penyebab kematian hewan sepanjang 9,5 meter dan memiliki lebar 1,85 meter itu.

Ketika perut paus tersebut dibelah, ternyata di dalamnya berisi berbagai macam sampah plastik seberat kurang lebih 6 kilogram, diantaranya plastik keras 19 buah seberat 140 gram, botol plastik 4 buah 150 gram, kantong plastik 25 buah 260 gram. Ada pula sepasang sandal jepit seberat 270 gram hingga tali rafia 3,6 kilogram dan gelas-gelas plastik.

Sungguh miris melihatnya. Manusia mungkin berpikir, ketika membuang sampah ke laut maka persoalan akan selesai sampai di sana. Namun, ternyata biota laut yang terkena dampaknya, seperti kasus paus yang menelan sampah. Mereka menjadi korban akibat ulah manusia tidak bertanggungjawab.

Demi menyelamatkan lingkungan hidup dan tidak ada lagi peristiwa biota laut mati karena sampah, Nadine Chandrawinata menciptakan Sea Soldier atau Prajurit Laut. Sebuah kampanye ramah lingkungan yang dibentuk mantan Putri Indonesia 2005 itu, mengusung gerakan terkait lingkungan melalui media sosial dengan #SeaSoldier.
Majalah Portonews di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI