Hyundai Heavy Industries (HHI) belum puas menjadi perusahaan raksasa di bidang pembuatan kapal. Kelompok usaha Korea Selatan itu memasang target pemasukan tahun ini sebesar US$15,9 miliar atau naik 20,7 persen dibanding tahun lalu.
Berdasarkan laporan kantor berita Yonhap pada Juni 2019, membidik US$8 miliar di sektor galangan kapal. Jumlah itu didapat dari dua nilai pemesanan yang diterima anak perusahaannya yaitu Hyundai Samho Heavy Industries dan Hyundai Mipo Dockyard. Kedua anak perusahaan itu berturut-turut mendapatkan pesanan US$4,3 miliar dan US$3,5 miliar.
Sepanjang 2018, HHI sudah kebanjiran pesanan dengan total 153 kapal. Pesanan itu terdiri atas 56 tanker minyak, 50 pengangkut kontainer, serta 40 kapal pengangkut gas yang mencakup 25 pengangkut LNG dan 15 pengangkut LPG. Hyundai juga membuat empat kapal kargo curah, dua kapal perang jenis fregat, dan satu kapal feri.
HHI bakal lebih mendominasi industri galangan kapal jika berhasil mengambil alih Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME). Pada Maret 2019 lalu, HHI menandatangani kesepakatan bernilai 2 triliun won (US$1,6 miliar) dengan Bank Pembangunan Korea (KDB) untuk membeli DSME. KDB adalah pemegang saham terbesar DSME yang menguasai 55,7 persen saham perusahaan itu.
Berdasarkan kesepakan tersebut, HHI dibagi menjadi dua perusahaan baru. Satu perusahaan adalah subholding dan satu lagi adalah HHI yang direorganisasi, yang terus menjalankan bisnis pembuatan kapal dan konstruksi lepas pantai. Nantinya, DSME akan dikelola oleh perusahaan subholding yang diberi nama Korea Shipbuilding & Offshore Engineering (KSOE) Co.
Untuk merampungkan proses merger, kesepakatan di atas harus dapat persetujuan dari lembaga pengawas persaingan usaha negara lain. Hambatan lain datang dari serikat buruh HHI dan DSME. Organisasi itu khawatir penggabungan akan diikuti oleh pengurangan tenaga kerja
