Tampilkan di aplikasi

Bias birokrasi perusak industri migas

Majalah Portonews - Edisi 10/2020
5 Oktober 2020

Majalah Portonews - Edisi 10/2020

Pengelolaan migas di Indonesia pernah menjadi kiblat dunia. Indonesia dinilai berhasil dalam memanfaatkan migas untuk pembangunan nasionalnya. / Foto : telegraph.co.uk

Portonews
Penelitian yang dilakukan oleh Richard M. Auty (1993), Jeffrey Jeffry D. Sachs (1995) Paul Stevens (2003) menyebutkan Indonesia adalah negara yang terbebas dari kutukan minyak. Kontribusi penjualan minyak pada masa tahun 1970-an yang pernah mencapai hampir 90 persen dari penerimaan negara dinilai dapat dipergunakan Indonesia untuk menggerakkan perekonomian dengan baik dan mendorong pertumbuhan sektor lainnya.

Indonesia berhasil melakukan diversifikasi penerimaan negara dan membebaskan diri dari ketergantungan penerimaan negara dari migas. Tetapi itu dulu. Pasca reformasi pengelolaan migas di Indonesia seolah terus menurun ke titik nadir.

Dalam dekade terakhir produksi migas mengalami penurunan secara terus menerus dari 948 ribu barel per hari tahun 2009 menjadi 746 ribu barel per hari tahun 2019. Cadangan minyak 3P turun dengan rata –rata -1 persen per tahun dari 7,8 milyar barel tahun 2009 menjadi 7, 3 milyar barel tahun 2014 dan kemudian turun drastis dengan laju -20 persen per tahun menjadi 3,7 milyar barel tahun 2018. Cadangan 3P gas bumi turun rata rata -1 persen per tahun dari 157 TCF tahun 2009 menjadi 144 TCF tahun 2015 dan kemudian turun tajam dengan rata rata -19 persen per tahun menjadi 76,6 TCF tahun 2018.

Investasi hulu migas mengalami penurunan signifikan dari US$ 20,37 milyar tahun 2014 menjadi US$ 12,16 miliar tahun 2019 dengan porsi untuk eksplorasi turun dari 20 persen tahun 2014 menjadi hanya 5 persen tahun 2019. Dengan investasi eksplorasi yang demikian sulit bisa menemukan cadangan baru untuk mempertahankan produksi. Meskipun dari aspek geologis, potensi sumberdaya migas Indonesia masih menjanjikan.
Majalah Portonews di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI