Teknologi industri, termasuk teknologi industry grafika, selama beberapa tahun terakhir berkembang begitu signifikan dan berlomba di dalam perkembangannya yang membaur dengan teknologi canggih.
Di era lama, teknologi industri grafika masih bisa di pelajari secara otodidak dan pengalaman selama bertahun-tahun untuk menghasilkan suatu produk cetakan yang berkualitas baik. Tetapi, saat ini hal tersebiut sudah tidak bisa lagi dijadikan acuan. Semenjak terjadinya revolusi teknologi abad milenium, secara bertahap teknologi bertahap menggantikan peranan manusia.
Sebagai contoh, di era lama untuk melakukan proses percetakan dengan mesin satu warna plano ukura 102, single color, membutuhkan 1 operator dan 2 helper, sedangkan di era sekarang, dengan jumlah SDM yang sama, dapat melakukan percetakan dengan satu mesin plano ukuran 102, 6 warna, karena semua sudah di kendalikan teknologi dalam satu console control unit.
Pameran Drupa di Messe Dusseldorf bulan Mei lalu, menunjukkan berbagai teknologi canggih sudah memasuki semua lini industri grafika. Dari Bobst dengan virtual long distance assistancenya, kemudian berbagai teknologi canggih yang di tampilkan KBA, Komori, Heidelberg, Goss USA, dsb, memberikan gambaran kepada kita semua bahwa perkembangan teknologi tersebut harus disertai upgrade SDM, agar kita tidak sekedar menjadi penonton, tetapi juga memiliki kemampuan menguasai teknologi tersebut
