Pasar Kemasan Kertas Indonesia tersegmentasi berdasarkan Jenis (Kotak Bergelombang, Karton Lipat, dan jenis lainnya) dan Industri Pengguna Akhir (Makanan & Minuman, Kesehatan, Perawatan Pribadi & Perawatan Rumah Tangga, Industri, dan industri pengguna akhir lainnya).
Pasar Kemasan Kertas Indonesia diperkirakan akan tumbuh dari USD 13,46 miliar pada tahun 2023 menjadi USD 18,08 miliar pada tahun 2028, dengan CAGR sebesar 6,07% selama periode perkiraan (2023-2028).
Bahan kemasan yang terbuat dari kertas banyak digunakan untuk mengemas berbagai barang, termasuk makanan, medis, dan barang perawatan pribadi. Karena kualitasnya yang ramah lingkungan, kemasan kertas menjadi semakin populer di Indonesia. Kertas lebih sering digunakan sebagai penutup luar untuk menyatukan produk dalam kotak multi/bundel.
Kebutuhan akan karton lipat juga dipengaruhi oleh permintaan industri kesehatan dan farmasi akan pilihan kemasan yang mudah diangkut, dapat terurai secara hayati, dan dapat didaur ulang untuk obat-obatan dan barang-barang terkait.
Selain itu, seiring dengan semakin menonjolnya kepedulian terhadap lingkungan, penekanan masyarakat umum terhadap keberlanjutan pun meningkat. Masyarakat menjadi lebih sadar lingkungan, yang menunjukkan bahwa mereka melakukan pembelian yang lebih berkelanjutan, yang mengakibatkan industri kemasan makanan mengalami pergeseran preferensi konsumen.
Kertas dibuat dari serat pohon hutan yang baru ditanam atau kertas daur ulang. Deforestasi dan degradasi hutan merupakan permasalahan global. Pada awalnya, sekitar separuh hutan di dunia telah lenyap. Setiap tahunnya, 13 juta hektar pohon hilang (meskipun penghijauan menggantikan delapan hektar). Menurut World Resources Institute (WRI), sekitar 22% hutan tua di dunia masih utuh.
