Hidup rukun saling mencintai sesama kaum muslimin dan terhindar dari sikap saling memusuhi dan membenci adalah dambaan hidup setiap muslim di dunia. Islam mengajarkan suatu amalan, yang mana apabila dilaksanakan maka akan tercapai harapan dan dambaan tersebut. Amalan tersebut tidak lain adalah menebarkan salam. Oleh karena pentingnya masalah ini, maka pada kesempatan yang berbahagia ini kami Pustaka Khazanah Fawaid menghadirkan bagi kaum muslimin sekalian sebuah buku yang berkaitan dengan hukum salam. Semoga dengan hadirnya buku ini memudahkan bagi kaum muslim untuk dapat mengamalkan sunnah menyebarkan salam diantara kaum muslimin sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Buku ini berisi tentang permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan hukum-hukum salam. Penulis berusaha menulisnya dengan gaya bahasa yang ringkas dan sederhana, dengan harapan menjadi pengingat bagi orang yang lalai dan pemberi informasi bagi orang yang belum mengetahuinya.

Asalnya, ini adalah sebuah Muhadharah (ceramah) yang telah dibukukan sebelumnya, namun penulis berusaha menambahkan wawasan dengan pembahasan-pembahasan yang menarik. Disamping itu, penulis perbaiki kekeliruan kata yang sempat terlontarkan dengan tiba-tiba. Tentu, hanya Allah yang dapat memberikan Taufik dan petunjuk kepada jalan yang lurus.

Wallahu a'lam

Sampul
Pengantar Penerbit
Daftar Isi
Pengantar Penulis
Bab 1 Siapakah Yang Seharusnya Memulai Salam?
     Permasalahan yang belum ada nashnya
     Hukum menyelisihi sunnah melalui salam
Bab 2 Kewajiban Menjawab Salam
     Dosa tidak memjawab salam
     Peringatan
     Tata Cara Menjawab Salam Apabila Salam Ditujukan Kepada Jama’ah
Bab 3 Mengirim Salam dan Menyampaikannya
     Kewajiban orang yang diamanahi salam untuk menyampaikannya
Bab 4 Tuntunan Cara Menjawab Salam yang Tersampaikan
     Mengiringi Salam Dengan Berpelukan
     Berpelukan saat melakukan ta’ziyah
Bab 5 Berdiri Karena Ada Orang Yang  Masuk sambil Mengucapkan Salam  kepadanya
     Perkara pertama: Bahwa masalah-masalah ijtihad tidak ada pengingkaran di dalamnya.
     Perkara kedua: Kewajiban memperhatikan kaidah syar’iyyah berikut:
     Berdiri di hadapan orang lain yang tidak berdiri
     Berdiri untuk mengucapkan selamat atau menghibur dari kesedihan:
     Berdiri untuk menolong orang yang lemah
     Berdirinya seorang anak kepada ayahnya, istri untuk suaminya dan sebaliknya
     Berdiri menyambut orang yang datang dari safar
     Berdiri untuk menyambut kedatangan seseorang
     Berdiri ketika melihat seseorang
     Berdiri Untuk Menjawab Salam
Bab 6 Meninggalkan Salam (Tidak memberikan salam) Kepada Ahli Bid’ah dan Orang Fasik
Bab 7 Berjabat Tangan Seusai Shalat Fardhu
     Para ma'mum mengucapkan salam kepada imam setiap habis shalat
     Tambahan kalimat setelah “Wabarakatuh” dalam salam, saat memulai salam maupun menjawabnya
     Dalil tentang tidak adanya tambahan dalam salam
     Hadits-hadits Tentang tambahan salam adalah tidak shahih
Bab 8 Mengucapkan Salam kepada Muslim dengan lafazh: “Assalamu Ala Manittaba’al Huda” (semoga keselamatan bagi orang  yang mengikuti petunjuk)
     Salam dengan lafazh : "Alaikas Salam"
     Memberi isyarat dengan tangan ketika salam
Bab 9 Tidak Menyebarkan Salam
     Sisi pendalilannya
     Malas mengucapkan salam kepada anak kecil
     Tidak Mengucapkan salam ketika beranjak dari majelis
     Mengabaikan salam karena dekatnya pertemuan
     Mengucapkan salam kepada orang yang sedang shalat dan tata cara menjawabnya
Bab 10 Mengucapkan salam ketika meminta izin
     Larangan mengucapkan salam kepada orang yang sedang buang hajat
     Disunnahkan mengucapkan salam dalam keadaan suci
     Mengucapkan salam kepada keluarga ketika masuk rumah
     Memulai Salam kepada orang kafir