Ikhtisar
"Buku ini menghadirkan kumpulan tulisan yang merenungkan berbagai dimensi kehidupan. Setiap babnya mengisahkan perjalanan hidup dengan cara unik, mengajak pembaca untuk merenungi makna eksistensi dan menemukan kebenaran yang lebih dalam.
Dalam beberapa ceritanya, buku ini mengeksplorasi realitas sosial dan keagamaan. Isu-isu kontemporer dibahas dengan cermat, memicu pemikiran kritis dan refleksi. Melalui narasi-narasi yang penuh makna, pembaca diajak untuk melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda.
Tak hanya itu, buku ini juga menghadirkan kisah-kisah yang menginspirasi, mendorong pembaca untuk menghadapi ujian hidup dengan keimanan dan keteguhan hati. Pengalaman pribadi yang disajikan dalam setiap bab menggambarkan perjalanan rohaniah dan menciptakan ruang bagi pembaca untuk berselisih dan bertumbuh.
Dengan bahasa yang mendalam dan mengalir, buku ini tidak hanya sekadar menyampaikan kisah, tetapi juga memberikan pelajaran hidup yang bernilai. Setiap babnya adalah jejak perjalanan menuju pemahaman lebih dalam tentang eksistensi dan spiritualitas."
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Pertama kali menjejakkan kaki di Jakarta, aku sama seperti jutaan perantau lainnya. Kami datang dengan sejuta penuh mimpi yang tidak jauh dari materi, status sosial, hingga pengakuan dari manusia lainnya. Ada yang berhasil dengan cita-cita, ada pula yang gagal. Walau terlahir dan tumbuh sebagai muslim, bukan berarti di segenap perjalanan hidup, Allah SWT menjadi tumpuan kita dalam kondisi apa pun tanpa mengenal waktu.
Aku merupakan salah satu dari muslim tersebut. Selama 15 tahun lebih aku sering salah memaknai tujuan hidup, yang seharusnya menjadikan setiap detik hidup sebagai bentuk ibadah. Pada akhirnya, bertubi-tubi masalah yang lengkap dengan kesalahan pribadi membawaku mau tidak mau mengenal lebih dekat dengan Allah SWT.
Buku ini lahir sebagai bentuk rasa syukur atas kebaikan dan ampunan dari Allah SWT. Sekaligus, di sini aku mencurahkan segala kritik sosial dan cultural shock antara desa dan kota, yang kesemuanya seharusnya memaksa kita sebagai Muslim merefleksikan diri apakah ayat-ayat dalam Al-Qur’an benar-benar telah membentuk pola pikir kita sehari-hari. Karenanya, buku ini aku persembahkan untuk Allah SWT, yang tanpa petunjuk dan motivasi dari-Nya, mustahil buku ini akan selesai. Kedua, aku sangat berterima kasih untuk segala jasa kedua orang tuaku. Bagi ibuku, Sukirah Sati, yang dengan segala cinta dan kesabarannya membuatku menjadi seperti sekarang. Jika tanpa kerja keras ibuku, aku tidak akan jadi pembaca dan penulis seperti saat ini.
Untuk ayahku, almarhum Wagiman bin Wiryo Ijoyo, semoga di sana beliau bangga bahwa putri sulungnya hingga sekarang masih senang belajar. Dari beliaulah, aku mewarisi prinsip hidup yang harus dijalani dengan perjuangan dan kepercayaan diri. Lalu, untuk adikku satu-satunya, Dwi Anggraini, terima kasih banyak yang sangat sabar dan berbaik hati denganku dalam kondisi apapun. Walau jauh lebih muda, aku justru banyak belajar dari adikku ini dalam banyak hal.
Segala bakat dan ketertarikanku pada sastra akan layu sebelum berkembang jika Allah SWT tidak mengizinkanku berkuliah di Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada angkatan 2002. Terima kasih untuk seluruh dosen dan teman seangkatan, terutama untuk Rizki Mahardiani, yang selama ini selalu menjadi teman untuk tetap “waras”. Di Jakarta, aku sangat beruntung berteman dengan rekan sesama jurnalis hingga kawan sekantor, di antaranya Erwida Maulia dan Dian Kuswandini. Dari keduanya, aku banyak belajar untuk terus semangat menjalani hidup di Jakarta dengan segala lika-likunya.
Buku ini sangat terinspirasi oleh dua guru. Terima kasih untuk ustadz Nouman Ali Khan yang dari beliau, aku memperoleh banyak ilmu tentang tadabbur ayat-ayat Al-Qur’an secara teori dan refleksi pribadi. Sedangkan dari buku berjudul Communicating with Allah: Rediscovering Prayer oleh Dr. Bassam Saeh, aku banyak belajar cara kepenulisan buku keagamaan yang “dekat” dengan pembaca tanpa kehilangan esensi ilmunya. Terakhir, aku mendedikasikan buku ini untuk diriku sendiri. Terima kasih telah berjuang hingga selesainya buku ini. Semoga ini bukan menjadi karya yang terakhir dan apabila terdapat kekeliruan dalam buku ini, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih dan semoga bermanfaat bagi pembaca.
Ciputat, Desember 2023
Penulis
Penulis
Eny Wulandari - Penulis lahir di Karanganyar, 15 Januari 1984. Usai lulus dari SMU Negeri 1 Karanganyar, penulis belajar Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada. Lebih dari 15 tahun penulis berkecimpung di dunia media, penerjemahan dan kepenulisan. Ia pernah bekerja menjadi jurnalis di The Jakarta Post, social media officer di Lingkaran Survei Indonesia, hingga sekarang sebagai copywriter dan penerjemah di Monster Group. Dunia membaca sudah akrab dengan penulis sejak kecil. Namun karena keterbatasan akses, barulah penulis aktif membaca saat kuliah. Dari sekian banyak genre buku, penulis paling suka membaca buku karya penulis klasik Inggris dan Amerika Serikat, seperti George Eliot, Thomas Hardy, John Steinbeck, dan Charles Dickens. Buku terfavoritnya adalah Middlemarch dari Mary Ann Evans atau George Eliot. Penulis tinggal di Jakarta.
Daftar Isi
Cover
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Mengejar Fatamorgana
Harta adalah ujian
Memaknai kembali konsep bersyukur secara menyeluruh
Tepuk Tangan Palsu
Ketagihan "mencari panggung" di hadapan manusia
Seperti merasa diasingkan
Pencarian peran dalam masyarakat
Zakat terhadap ilmu
Jiwa-Jiwa yang Kering
Musibah adalah jalur ekspres untuk "kembali"
Dua jalan untuk satu tujuan
Hijrah Permukaan
Mudah menghakimi orang lain
Proses berserah diri yang sesungguhnya
Jadi "mengenal" setan secara lebih pribadi
Nikmatnya bertaubat
Jeda Dari Langit
Dalam kurungan besi dan beton
Inspirasi karya sastra
Tadabbur alam sebagai penguat keimanan
Tantangan apresiasi alam dari teknologi
Ujian Sedekah
Dilema dalam berniat sedekat
Sempitnya aku memandang sedekah
Solusi pribadi untuk niat bersedekah yang pas
Sedekah harus dikembalikan ke makna luasnya
Melawan Arus
Ujian bagi berbagai kalangan
Golongan menengah, si penentu dengan beragam wajah
Navigasi kelas menengah
Memulai gerakan "radikal" dengan satu kebiasaan sederhana bernama bersyukur
Labelisasi Politik dalam Islam
Sedikit memudar namun tidak sepenuhnya hilang
Bagaimanan seharusnya mempersiapkan diri jelang Pilpres dan Pileg 2024
Jurang Kesetaraan
Jurang kemiskinan ekstrem jalur papan
Kesepian di Tengah Keramaian
Basa-basi, perlu atau tidak?
Hablum Minallah dan Hablum Minannas
Belajar dari Jepang dan Inggris
Halaman Referensi
Profil Penulis