Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Bertambah Kaya Lewat Shalat Dhuha

Ritual Halal Menjemput Rejeki

1 Pembaca
Rp 28.800 17%
Rp 24.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 72.000 13%
Rp 20.800 /orang
Rp 62.400

5 Pembaca
Rp 120.000 20%
Rp 19.200 /orang
Rp 96.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Menjadi kaya dengan rejeki barokah yang terus bertambah, mau? Tentu. Karena dengan kekayaan kita bisa melakukan apa saja. Orang Islam harus kaya agar dapat melakukan sesuatu yang terbaik dan bermanfaat kepada sesama manusia. Dengan kekayaan, kita bisa membayar zakat, infaq. berangkat haji menyantuni fakir miskin, memelihara yatim piatu dan sebagainya.

Sayangnya, banyak orang (khususnya orang Islam) bercita-cita ingin kaya tetapi tidak tahu jalan yang harus ditempuh. Padahal Allah SWT dan NabiNya, Muhammad SAW. memberikan kunci rahasia tentang bagaimana seseorang bisa kaya, mendapatkan rejeki halal, barokah dan terus. bertambah. Tidak banyak yang tahu. Buku ini mengungkap misteri kunci rejeki yang harus dimanfaatkan untuk menjolok harta yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Di dalamnya dikupas dan dijelaskan secara mendetail langkah-langkah yang harus ditempuh agar bisa mencapai cita-cita.

Untuk bisa kaya tidaklah sulit. Lakukanlah shalat Dhuha secara istiqamah dan amalan-amalan lain yang mengiringinya. Dalam waktu yang tidak lama, anda akan menjadi takjub meluhat perubahan pada diri anda sendiri. Anda belum yakin jika belum mengamalkannya. Amalan ini merupakan ritual halal untuk menjeput rejeki. Sambutlah hari ini dengan keyakinan bahwa Allah mencurahkan rejeki dan bukalah hari ini dengan shalat Dhuha. Niscaya perubahan besar akan terjadi pada kehidupan anda. Insya Allah.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Imam Al-Ghazali

Penerbit: Pustaka Media
ISBN: 9786026761316
Terbit: April 2019 , 258 Halaman










Ikhtisar

Menjadi kaya dengan rejeki barokah yang terus bertambah, mau? Tentu. Karena dengan kekayaan kita bisa melakukan apa saja. Orang Islam harus kaya agar dapat melakukan sesuatu yang terbaik dan bermanfaat kepada sesama manusia. Dengan kekayaan, kita bisa membayar zakat, infaq. berangkat haji menyantuni fakir miskin, memelihara yatim piatu dan sebagainya.

Sayangnya, banyak orang (khususnya orang Islam) bercita-cita ingin kaya tetapi tidak tahu jalan yang harus ditempuh. Padahal Allah SWT dan NabiNya, Muhammad SAW. memberikan kunci rahasia tentang bagaimana seseorang bisa kaya, mendapatkan rejeki halal, barokah dan terus. bertambah. Tidak banyak yang tahu. Buku ini mengungkap misteri kunci rejeki yang harus dimanfaatkan untuk menjolok harta yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Di dalamnya dikupas dan dijelaskan secara mendetail langkah-langkah yang harus ditempuh agar bisa mencapai cita-cita.

Untuk bisa kaya tidaklah sulit. Lakukanlah shalat Dhuha secara istiqamah dan amalan-amalan lain yang mengiringinya. Dalam waktu yang tidak lama, anda akan menjadi takjub meluhat perubahan pada diri anda sendiri. Anda belum yakin jika belum mengamalkannya. Amalan ini merupakan ritual halal untuk menjeput rejeki. Sambutlah hari ini dengan keyakinan bahwa Allah mencurahkan rejeki dan bukalah hari ini dengan shalat Dhuha. Niscaya perubahan besar akan terjadi pada kehidupan anda. Insya Allah.

Pendahuluan / Prolog

Hidup Harus Kaya
Hidup kaya, mau? Jawabnya pasti mau. Sebab hidup kaya lebih bermanfaat dan dapat memberikan yang terbaik kepada orang lain. Dengan kekayaan kita akan bisa mengulurkan tangan dan membantu dengan lebih banyak, Kita akan leluasa dalam bersedekah dan melakukan aktivitas sosial semisal mengentaskan kemiskinan anak yatim, mendirikan pantipanti, menyumbang pembangunan rumah ibadah, berangkat haji ke Mekkah, dan lain sebagainya. Jika tidak kaya, darimanakah dana untuk keperluan itu. Karenanya, orang Islam harus kaya

Kalimat ‘Orang Islam Harus Kaya’, bukanlah sesuatu yang ekstrem. Rasulullah saw. telah memberi rambu-rambu, Bekerjalah kamu seakan-akan hidup seribu tahun lagi, beribadahlah kamu seakan-akan mati besok pagi.” Di balik hadis tersebut tersirat sebuah pesan bahwa orang Islam harus kaya dan menjadi terdepan dalam perekonomian global. Rasulullah tidak menghendaki umatnya miskin dan dilindas oleh keadaan. Sebab dalam hadis lain diterangkan, “Kefakiran lebih dekat dengan kekafiran.”

Jika dirunut dari sejarah, Muhammad ketika masih remaja, ia adalah seorang pekerja keras dan sudah termasuk sebagai pemuda kaya. Bukankah ia belajar dari pamannya, Abu Thalib, menjadi sebagai pedagang yang jujur dan sukses. Oleh karena kejujuran dan kesuksesahnya dalam berbisnis, maka Khadijah janda kaya —juga seorang pedagang— tertarik terhadap Muhammad.

Wanita milyuner itu mengangkat Muhammad sebagai pegawainya untuk dipercaya mengelola bisnisnya (barang dagangannya). Dan pengalaman yang tidak dilupakan sepanjang sejarah, adalah bagaimana kiat Muhammad menawarkan barang dagangannya. Pembeli berkerumun dan merasa puas. Ini akibat kepiawaiannya dalam berjual-beli tanpa harus mengorbankan kejujuran. Bahkan karena kejujurannya itulah sehingga pelanggannya semakin banyak.

Abu Bakar juga dikenal sebagai seorang yang kaya raya. Abu Sufyan pun demikian. Banyak para sahabat yang kaya raya. Dengan kekayaannya itu, perjuangan Islam menjadi dinamis hingga mampu mencapai kejayaan. Peperangan dan politik tentu membutuhkan dana besar. Tanpa ditopang oleh dana, keberhasilan perjuangan politik Rasulullah tidak mungkin dicapai secepat itu.

Rasulullah saw. dan para sahabatnya telah memberi contoh, bahwa mereka tidak menghindar dari kekayaan. Mereka bekerja keras untuk menjemput rejeki. Namun ikhtiar mereka tentu saja tidak membabi buta. Mereka tetap bekerja keras dan hasil akhir dari upaya itu disandarkan kepada Allah. Sebab Allah jua yang berhak memberikan rejeki atas jerih payah mereka.

Kaya menjadikan seseorang bisa mulia. Artinya, jika kita kaya dan mempunyai akhlak baik, tawadhu’ (tidak sombong), gemar memberi kepada orang lain, maka kemuliaan akan kita dapatkan. Kemuliaan ini utuh, karena kita dimuliakan sesama manusia dan dimuliakan oleh Allah saw. Berarti kaya merupakan sarana untuk memudahkan kita dalam menempuh kesempurnaan dalam beribadah.

Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Ini adalah hadis Rasul. Sekarang coba untuk bertanya pada diri sendiri: Dalam hidup ini, sukakah jika kita sebagai golongan orang yang memiliki tangan di bawah? Tentu tidak. Tangan di bawah artinya, senantiasa mengharap bantuan orang lain.

Senantiasa membutuhkan sesuatu dalam menjalani hidup. Kita pasti ingin lebih terhormat. Untuk mencapai itu, maka perlulah tangan di atas. Artinya menjadi manusia yang suka memberikan pertolongan kepada orang lain. Hidup akan berarti apabila kita dapat memberikan sesuatu yang terbaik kepada sesama.

Pertanyaannya sekarang, apakah kita mampu memberikan pertolongan, sementara diri sendiri butuh bantuan orang lain? Orang yang mampu memberikan pertolongan kepada orang lain dalam hal materi adalah orang yang kaya. Karena itu, sekali lagi, bangkitkan potensi diri dan buka keajaiban rejeki dengan mengulang-ulang pernyataan “Hidup Harus Kaya!” Dalam buku ini akan dikupas tahap demi tahap bagaimana rahasia menjemput rejeki dan anda akan menjadi kaya. Terutama yang berkaitan dengan misteri keajaiban shalat dhuhah.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Hidup Harus Kaya
2. Shalat Dhuha Menolak Kemiskinan
3. Shalat Dhuha Dapat Membuka Misteri Rejeki
4. Mengapa Harus Dengan Shalat Dhuha?
5. Penyerahan Diri Secara Total Di Dalam Dhuha
6. Ritual Menjemput Rejeki
7. Bersuci lahir dan batin
8. Menutup Aurat
9. Berdiri Menghadap Allah
10. Takbiratul Ihram
11. Jangan Berpaling Dan Bersedekaplah
12. Praktek Shalat Dhuha
13. Rejeki Bagai Air Hujan
14. Bukalah Hari Ini Dengan Shalat Dhuha, jemputlah Rejeki Dengan Berkerja
15. Energi Shalat Dhuha Dan Silaturrahim
16. Bertawakal Kepada Allah
17. Keseimbangan Ibadah
18. Rajin Shalat Dhuha,18 Tertib Shalat Wajib
19. Berbuat Terbaik Dan Peduli
20. Jemputlah Rejeki Yang Lebih Banyak Lagi
21. Mensyukuri Karunia-Nya
Faktor Penghambat Rejeki
     Penghalang Datangnya Rejeki
          1. Jangan Iri Hati
          2. Jangan Berprasangka Buruk
          3. Hindari Kebiasaan Menggunjing
          4. Jangan Ujub
          5. Jangan Simpan Riya’Di Dalam Hati
          6. Jangan Sekali-kali Sombong
Renungan Jalan Rahmat
     1. Keajaiban Setelah Shalat Dhuha
     2. Tukang Pipa Air
     3. Kisah Penjual Nasi Pecel