Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kebaya Melintasi Masa

Kumpulan Tulisan 28 Perempuan Tentang Kebaya

1 Pembaca
Rp 100.000 30%
Rp 70.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 210.000 13%
Rp 60.667 /orang
Rp 182.000

5 Pembaca
Rp 350.000 20%
Rp 56.000 /orang
Rp 280.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Kebaya tidak mengenal suku dan daerah, kebaya sangat Bhineka Tunggal Ika, pemersatu bangsa. Dari kebaya kita belajar tidak membedakan suku, kita tetap satu INDONESIA. Sebagai penggiat kebaya, saya memproduksi bermacam kebaya dan membantu perempuan berpenampilan makin cantik ketika berkebaya. Pelanggan, termasuk yang di mancanegara, saya manjakan dengan desain apik dan nyaman, sehingga mereka bangga berkebaya. Bahkan dalam ‘New York Fashion Week 2015’ di Amerika Serikat, aneka kebaya saya tampilkan dan sambutannya luar biasa. Kembalinya kebaya sebagai busana sehari-hari akan menjadikan perekonomian lokal seperti industri tenun, batik, aksesoris bahkan para penjahit kebaya marak kembali. Saya mengapresiasi Mbak Soesi Sastro dkk. yang menulis tentang busana tradisional kebaya dengan sangat humanis. Buku ini memperkaya pengetahuan kita tentang tradisi berkebaya perempuan Indonesia dari anak-anak hingga dewasa. Jadi perlu dibaca. Asri Welas [Bintang Sinetron dan Pemilik House Of Asri Welas]

Buku ini menjabarkan anatomi KEBAYA dari berbagai sudut pandang. Maka, mekarlah harapan besar terjadinya, lebih tepatnya terulangnya, mayoritas perempuan Indonesia berkebaya sehari-hari, dari semangat buku ini, Pembaca, secara bawah sadar telah dibangunkan dari tidur panjangnya. "Wahai para pembaca, KEBAYA bukanlah sekedar baju." KEBAYA adalah ciptaan budaya luhur, hasil karya nenek moyang yang tak tergerus oleh mode global. Pemakainya pun dari seluruh lapisan masyarakat. Betapa egaliternya KEBAYA. Dimanapun, kemanapun, bekerja, berwisata, berkegiatan formal dan informal, KEBAYA adalah busana fleksibel. KEBAYA adalah mode segala umur, anak-anak hingga nenek-nenek. KEBAYA adalah tradisi berabad-abad. KEBAYA adalah INDONESIA. Patut mengucapkan terima kasih dengan empat jempol untuk Soesi Sastro dan semua penulis buku ini. Siapapun perempuan Indonesia, pasti tak sabar ingin segera membaca buku ini. Salam KEBAYA. Lana T Koentjoro, SH. [Ketua Umum DPP Perempuan Indonesia Maju]

Busana Nasional (Kebaya) mempertemukan saya dengan para perempuan pecinta kebaya dari seluruh Indonesia yang sama-sama peduli dengan salah satu Busana Nasional ini. Eksistensi kebaya, menjadi ilmu dalam kehidupan berbudaya, berbangsa dan bernegara. Rasa hormat dan terimakasih kepada Ibu Soesi Sastro yang setia membimbing teman-teman dengan kesabaran dan tanggung jawab hingga terwujudnya sejumlah artikel menjadi satu buku berharga. Ini bukti bahwa perempuan Indonesia dengan segala kodratnya, salah satunya peran melahirkan mampu melestarikan ilmu pengetahuan melalui berbagai pemikiran, sudut pandang, pengalaman dan apresiasinya terhadap busana Kebaya. Buku ini sangat bermanfaat untuk berbagai kalangan terutama dapat menjadi salah satu sumber penelitian Kebaya yang bersifat kualitatif. Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, mari bersemangat menjaga budaya dan bangsa ini melalui karya kita dalam segala bidang. Kebaya sebagai kulit kedua kami PEREMPUAN INDONESIA. Dr. Suciati, S.Pd., M.Ds, [Prodi Pendidikan Tata Busana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung]

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Soesi Sastro, DKK

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786239662936
Terbit: Mei 2021 , 301 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Kebaya tidak mengenal suku dan daerah, kebaya sangat Bhineka Tunggal Ika, pemersatu bangsa. Dari kebaya kita belajar tidak membedakan suku, kita tetap satu INDONESIA. Sebagai penggiat kebaya, saya memproduksi bermacam kebaya dan membantu perempuan berpenampilan makin cantik ketika berkebaya. Pelanggan, termasuk yang di mancanegara, saya manjakan dengan desain apik dan nyaman, sehingga mereka bangga berkebaya. Bahkan dalam ‘New York Fashion Week 2015’ di Amerika Serikat, aneka kebaya saya tampilkan dan sambutannya luar biasa. Kembalinya kebaya sebagai busana sehari-hari akan menjadikan perekonomian lokal seperti industri tenun, batik, aksesoris bahkan para penjahit kebaya marak kembali. Saya mengapresiasi Mbak Soesi Sastro dkk. yang menulis tentang busana tradisional kebaya dengan sangat humanis. Buku ini memperkaya pengetahuan kita tentang tradisi berkebaya perempuan Indonesia dari anak-anak hingga dewasa. Jadi perlu dibaca. Asri Welas [Bintang Sinetron dan Pemilik House Of Asri Welas]

Buku ini menjabarkan anatomi KEBAYA dari berbagai sudut pandang. Maka, mekarlah harapan besar terjadinya, lebih tepatnya terulangnya, mayoritas perempuan Indonesia berkebaya sehari-hari, dari semangat buku ini, Pembaca, secara bawah sadar telah dibangunkan dari tidur panjangnya. "Wahai para pembaca, KEBAYA bukanlah sekedar baju." KEBAYA adalah ciptaan budaya luhur, hasil karya nenek moyang yang tak tergerus oleh mode global. Pemakainya pun dari seluruh lapisan masyarakat. Betapa egaliternya KEBAYA. Dimanapun, kemanapun, bekerja, berwisata, berkegiatan formal dan informal, KEBAYA adalah busana fleksibel. KEBAYA adalah mode segala umur, anak-anak hingga nenek-nenek. KEBAYA adalah tradisi berabad-abad. KEBAYA adalah INDONESIA. Patut mengucapkan terima kasih dengan empat jempol untuk Soesi Sastro dan semua penulis buku ini. Siapapun perempuan Indonesia, pasti tak sabar ingin segera membaca buku ini. Salam KEBAYA. Lana T Koentjoro, SH. [Ketua Umum DPP Perempuan Indonesia Maju]

Busana Nasional (Kebaya) mempertemukan saya dengan para perempuan pecinta kebaya dari seluruh Indonesia yang sama-sama peduli dengan salah satu Busana Nasional ini. Eksistensi kebaya, menjadi ilmu dalam kehidupan berbudaya, berbangsa dan bernegara. Rasa hormat dan terimakasih kepada Ibu Soesi Sastro yang setia membimbing teman-teman dengan kesabaran dan tanggung jawab hingga terwujudnya sejumlah artikel menjadi satu buku berharga. Ini bukti bahwa perempuan Indonesia dengan segala kodratnya, salah satunya peran melahirkan mampu melestarikan ilmu pengetahuan melalui berbagai pemikiran, sudut pandang, pengalaman dan apresiasinya terhadap busana Kebaya. Buku ini sangat bermanfaat untuk berbagai kalangan terutama dapat menjadi salah satu sumber penelitian Kebaya yang bersifat kualitatif. Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, mari bersemangat menjaga budaya dan bangsa ini melalui karya kita dalam segala bidang. Kebaya sebagai kulit kedua kami PEREMPUAN INDONESIA. Dr. Suciati, S.Pd., M.Ds, [Prodi Pendidikan Tata Busana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung]

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Jahitan
Buku ini merupakan kumpulan tulisan berupa pengalaman pribadi dan pemikiran tentang busana tradisional kebaya dan berkebaya dengan sentuhan humanisme yang tinggi serta dianggap inspiratif. Terdapat 28 nama perempuan dengan 35 judul tulisan dalam buku Kebaya Melintasi Masa ini. Ibarat seseorang sedang membuat kebaya, ide untuk menyusun buku ini sudah berada di atas “mesin jahit” pikiran saya dalam waktu yang cukup lama.

Hanya saja benang belum dimasukkan ke lubang jarum dan pedal mesin jahit belum diinjak. Benang jahit baru tersedia ketika saya melakukan riset sederhana tentang pengalaman berkebaya beberapa teman, itu pun terputus karena pandemi Covid-19. Oleh karenanya, saya mengubah ‘model jahitan’ buku dengan cara mengundang teman-teman pecinta kebaya untuk menulis tentang kebaya dan berkebaya lalu tulisan dikumpulkan.

Rencana ini pun sulit dilakukan, tak semudah menggunting bahan kebaya di atas pola yang sudah ada. Mengapa demikian? Beberapa teman, selain sudah lama tidak menulis, tidak memegang mesin ketik apalagi laptop, mengaku juga bahwa pelajaran ‘mengarang’ yang pernah diterima di sekolah zaman dulu, hilang lenyap tak berbekas. Sehingga ide membuat tulisan ini ibarat membangunkan mereka dari sebuah mimpi panjang.

Maka, kelas ‘Belajar Menulis Artikel Tipis-Tipis’ secara virtual untuk ‘calon penulis’ sengaja disiapkan pada bulan Januari dan Februari 2021. Kelas diikuti oleh 40 peserta dari beragam profesi, pendidikan, komunitas dan berasal dari Jabodetabek, Yogyakarta, Banyuwangi, Cimahi, Samarinda, Rembang bahkan Jerman. Selain itu, pengalaman peserta dalam menulis artikel sangat bervariasi, mulai dari mereka yang belum pernah sama sekali membuat tulisan, hingga mereka yang biasa menulis artikel dan buku karena profesinya. Proses kreatif selama penulisan pun sangat unik dan menarik. Layaknya sebuah pembelajaran, tugas peserta adalah menulis tentang Kebaya dan Berkebaya. Sebagian peserta tampak lancar menetapkan judul, lead dan tubuh tulisan, sebaliknya ada yang berhenti setelah menulis lead tulisan, lalu mundur teratur karena berbagai alasan.

Kadang kami membantu dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan kepada para peserta agar kenangan tentang kebaya ambyar kembali. Menariknya lagi, beberapa peserta menggunakan tulisan tangan di atas kertas HVS maupun buku tulis berlembar-lembar untuk menulis artikelnya, sebelum disalin ke hape atau laptop. Bahkan ada peserta yang menggunakan aplikasi rekam suara di whatsapp yang otomatis dapat mengubah ceritanya ke bentuk tulisan. Teknologi ini sangat membantu, meskipun sedikit ribet karena kalimat langsung menyambung tanpa titik koma, sehingga harus sering dikoreksi. Berkat kegigihan yang luar biasa, lebih dari separuh peserta berhasil mengumpulkan tulisannya setelah melalui kurasi panjang. Penggalan kenangan yang tersimpan rapi di sudut-sudut memori terbongkar satu per satu dan menjadi narasi yang mengalir, layaknya sebuah ceritera pendek.

Kepada para penulis, terima kasih atas kepercayaannya selama pembelajaran dan kurasi. Saya sangat mengapresiasi partisipasi dan kerja kerasnya untuk mewujudkan penerbitan buku ini bersama-sama. Tulisantulisan itu tanpa disadari memberikan penerangan tentang kebaya dan berkebaya, menjaga kesinambungan tradisi leluhur, sekaligus pewarisan pengetahuan untuk generasi selanjutnya. Kita telah kabarkan pada dunia, bahwa ketika kita berkebaya, ada ekspresi sikap kebangsaan - national pride, nilai-nilai luhur, kedamaian dan kemuliaan bagi perempuan pemakainya.

Sebagai penjahit buku, saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada yang terhormat Ibu Prof. Dr. Endang Caturwati, M.S; Ibu Dr. Pudentia MPSS, M.Hum.; dan Bang N. Syamsuddin Ch. Haesy; yang berkenan memberikan pengantar dan review-nya di tengah kesibukan masing-masing. Terima kasih kepada Mbak Asri Welas; Ibu Lana T Koentjoro, SH. dan Ibu Dr. Suciati, SPd, M.Ds. atas dukungannya secara tertulis. Tak lupa untuk Mecca Yumna Ning Prisie ilustrator “perempuan berkebaya merah dengan kain batik motif Sawunggaling latar galarannya Go Tik Swan” pada sampul buku, thank you so much @zil_sama. Selamat membaca buku ini, semoga bermanfaat.

Cendela Gallery - Depok,
Maret 2021

Soesi Sastro
Penjahit Buku & Penyunting

Daftar Isi

Cover
Kebaya Bersaksi
Pengantar Jahitan
Daftar Isi
Kebaya keluar dari sangkar budayanya
     Kebaya Berdamai dengan Situasi dan Kondisi
     Budaya Berkebaya
     Kebaya Muncul kembali dari Sangkar Budayanya
     Eksistesi Kebaya
Mungkinkah berkebaya pada masa kini?
Puitika Kebaya
     Keindahan dan Keanggunan
     Antara Kabaya - Longa Kabaya dan Tunik
     Elegan, Egaliter dan Kosmopolit
Kebaya untuk traveling, kenapa tidak?
     Kondisi Geografis dan Aktivitas Kita
     Bawa Kebaya atau Tidak?
     Kebaya sebagai Fashion Identity
Berkebaya ramai-ramai, wisata jadi seru
Kebaya, Gaya hidup slow fashion ramah lingkungan
     Hubungan Fast Fashion dan Lingkungan Hidup
     Pemberdayaan Produk Lokal
Berkebaya dan berhijab tetap cantik, ini rahasianya
Impian berkebaya anakku di Jerman
Kebaya, outfit kekinian anak milenial
Yang muda, yang berkebaya
Berkebaya sejak dini cara pelestarian budaya di Banyuwangi
Kebaya bangkitkan energi postif perempuan
     Mood Booster Berpakaian
     Raibnya Kebaya Warisan
     Mencari Mood Booster
     Kebaya dan Perubahan Perilaku
     Energi Positif Berkebaya
Cantik berkebaya, cantik yang tak biasa
Kebaya motivasi turun berat badan hingga 15 Kg
Kebaya dan Ikan Koi
Lekuk tubuh penari sempurna dalam balutan kebaya
     Kebaya untuk Menari
     Melihat Ibu Berkebaya
     Dilema Berkebaya
     Komunitas Perempuan Berkebaya
     Kebaya dalam Tarian Saya
Aku mengenal kebaya dari ibuku
     Ibu Berbusana Kebaya
     Aku Berkebaya seperti Ibu
Di balik kebaya Putri Kartini Yogya
     Seperti Duta Kebaya di Mancanegara
     Kain, Kebaya dan Sanggul Saat Remaja
     Impian Putri Kartini Yogya
Nonton Ibu Berkebaya Naik Zundapp
Komunikasi budaya berkebaya dalam keluarga
Kebaya ibu inspirasi gaya busanaku
     Penjahit Kebaya Banyak Pelanggan
     Komunitas Pecinta Kebaya
     Gaya Busana Inspirasi Kebaya Jadul Ibuku
Kebaya warisan mertua dari Ende
Kang Dedy Penjahit Kebayaku
     Kebaya Jahitan Kang Dedy
     Sukses Ekonomi karena Kebaya
Kebaya mendukung usaha salon kecantikan
Penjual Grontol Jagung Pelestarian Kebaya di Desa Hutan
     Tidak Zaman Lagi Berkebaya
     Melawan Kemiskinan di Desa Hutan
     Konsisten Melestarikan Kebaya
Tuminah penjual jamu pelestarian kebaya di Bogor
     Dinamika Kebaya Penjual Jamu Gendong
     Perempuan Pelestari Kebaya
Semula acuh tak acuh, kini acuh berkebaya
Aku dan ibu melestarikan kebaya pada zaman berbeda
Berkebaya di tengah aneka satwa
Kebahagiaan berkebaya, ini buktinya
     Hidup di Lingkungan Batik Pekalongan
     Ikut Komunitas Berkebaya
     Bertemu Orang-Orang Ternama
Berkebaya dan berkain Jawa di pesta Adat Dayak
     Koleksi Kain Tarutung
     Kebaya Koleksi
Kebaya mengubah benci menjadi cinta
Kepincut kebaya nenek dan kain batik
     Cinta Kain Batik dan Kebaya
Busana kebaya bagi wanita masa kini
     Perkumpulan Berkebaya
     Kebaya Wanita Masa Kini
Kain batik, pintu cintaku pada kebaya
     Belajar Membatik
     Mencari Pasangan Kain Batik
     Kebaya Pilihan Berbusana
5 Tips menyebarkan "Virus" berkebaya
     1. Pendekatan Pribadi (personal approach “personal selling”)
     2. Media Sosial
     3. Pengembangan Kapasitas (Capacity Building)
     4. Paket Media Edukasi
     5. Menciptakan Produk Kreatif Turunan Kebaya
Tips berburu kebaya untuk pesta pernikahan
     Cari Referensi di Media Sosial
     Pilih Harga Paling Ekonomis
Tips merawat kain batik tulis padanan kebaya
Biodata penulis