Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Siapkah Penduduk Menghadapi Ancaman Multibencana di Perdesaan?

1 Pembaca
Rp 75.000 30%
Rp 52.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 157.500 13%
Rp 45.500 /orang
Rp 136.500

5 Pembaca
Rp 262.500 20%
Rp 42.000 /orang
Rp 210.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku Siapkah Penduduk Menghadapi Ancaman Multibencana di Perdesaan? mendiskusikan kerentanan penduduk perdesaan dalam menghadapi perubahan lingkungan yang berdampak pada bencana. Alih fungsi lahan yang ditandai oleh masifnya konversi hutan menjadi perkebunan (khususnya kelapa sawit), pembalakan liar, serta peningkatan lahan pertanian dan permukiman akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau panjang pun menjadi lebih sering terjadi.

Kondisi ini berpengaruh terhadap kerentanan lingkungan, kerentanan fisik dan kerentanan sosial ekonomi penduduk, termasuk penduduk marjinal (Orang Rimba). Kerentanan semakin meningkat karena bencana berdampak pada kehidupan penduduk, terutama kelompok rentan (anak-anak dan lansia), dan keberlanjutan livelihood, khususnya kegiatan pertanian dan perkebunan yang menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Deny Hidayati / Syarifah Aini Dalimunthe

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786024338626
Terbit: Desember 2020 , 154 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Buku Siapkah Penduduk Menghadapi Ancaman Multibencana di Perdesaan? mendiskusikan kerentanan penduduk perdesaan dalam menghadapi perubahan lingkungan yang berdampak pada bencana. Alih fungsi lahan yang ditandai oleh masifnya konversi hutan menjadi perkebunan (khususnya kelapa sawit), pembalakan liar, serta peningkatan lahan pertanian dan permukiman akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau panjang pun menjadi lebih sering terjadi.

Kondisi ini berpengaruh terhadap kerentanan lingkungan, kerentanan fisik dan kerentanan sosial ekonomi penduduk, termasuk penduduk marjinal (Orang Rimba). Kerentanan semakin meningkat karena bencana berdampak pada kehidupan penduduk, terutama kelompok rentan (anak-anak dan lansia), dan keberlanjutan livelihood, khususnya kegiatan pertanian dan perkebunan yang menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Aktivitas manusia dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) berpengaruh signifikan terhadap perubahan lingkungan di Indonesia. Aktivitas dilakukan stakeholders, baik secara individu atau komunitas masyarakat, maupun secara korporasi dan kebijakan pemerintah. Aktivitas pemanfaatan SDA melalui upaya rekayasa lingkungan yang sarat kepentingan keuntungan finansial, tidak melakukan perencanaan yang cermat dan hati-hati, tidak menghargai kontribusi para pihak, dan tata-kelola yang buruk diyakini akan merubah lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana.

Perubahan lingkungan secara massif erat kaitannya dengan kondisi global yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Globalisasi merupakan keadaan yang tidak dapat dihindarkan, karena konektivitas global menyebabkan terjadinya arus ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang dapat berdampak positif atau negatif pada suatu komunitas hingga negara-bangsa. Masuknya pengaruh global, terutama investasi asing, teknologi, informasi dan meningkatnya demand dari pasar internasional, berpengaruh besar terhadap eksploitasi SDA di negeri ini.

Kebutuhan pasar internasional akan hasil bumi dan bahan-bahan keperluan industri (seperti kertas, chips, minyak dan gas bumi, batu bara, kelapa sawit), telah memicu pemerintah dan/atau pihak swasta untuk melakukan eksploitasi sumber daya hutan, tambang dan lahan secara besar-besaran di hampir seluruh wilayah Indonesia dan bahkan seringkali berlebihan di pusat-pusat kegiatan ekonomi. Perkembangan ekonomi makro ini berkaitan dengan kebijaksanaan pembangunan Indonesia yang menekankan pertumbuhan ekonomi dengan modal utama kekayaan SDA.

Konversi hutan untuk pengembangan sektor pertambangan dan migas, perkebunan besar (seperti kelapa sawit dan kakao), industri, infrastruktur, dan fasilitas kota tidak hanya berdampak pada deforestasi dan kerusakan hutan melainkan juga merusak lingkungan sekitarnya. Eksploitasi yang berlebihan juga menyebabkan rusaknya daerah aliran sungai (DAS) sehingga mengganggu peresapan dan debit air. Kondisi ini juga menyebabkan terjadinya erosi tanah, sedimentasi, banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. (Arsyad dan Rustiadi, 2008; Adnyana, 2003). Konversi hutan untuk perkebunan besar maupun kebutuhan masyarakat akan lahan pertanian diyakini mempunyai kontribusi terhadap kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah gambut.

Perubahan lingkungan apabila tidak dikelola secara baik akan menyebabkan terjadinya bencana. Kondisi ini didukung oleh posisi Indonesia yang secara geografis dan struktur geologis rawan terhadap bencana. Tingkat kerawanan terhadap bencana semakin bertambah dengan banyaknya jumlah penduduk di wilayah-wilayah yang berisiko bencana, tersebut termasuk wilayah pedataran tinggi dan pedataran rendah, wilayah-wilayah terpencil, perdesaan, perkotaan, hingga kotakota besar.

Penulis

Syarifah Aini Dalimunthe - Bergabung dengan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI tahun 2014, Syarifah Aini Dalimunthe menamatkan pendidikan S-1 (Geografi Manusia) dan S-2 (Pengelolaan Pesisir dan DAS) di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Saat ini Syarifah sedang menjalani studi doktoral di bidang Geografi pada Graduate School of Environmental Studies, Nagoya University, Jepang.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Diagram
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
     1.1. Latar Belakang
     1.2. Tujuan
     1.3. Metodologi
          Lokasi
          Pengumpulan Data
Bab II Kerentanan Penduduk Dari Perspektif Kebencanaan
     2.1. Penanggulangan Bencana
     2.2. Ancaman/Bahaya
     2.3. Kerentanan
Bab III Profil Geografis dan Penduduk
     3.1. Kondisi Geografis
          Kecamatan Kumpeh
          Desa Seponjen
          Desa Mekar Sari
     3.2. Kondisi Penduduk
          Kondisi Demografi
          Pendidikan
          Mata Pencaharian
     3.3. ‘Orang Kampung’ dan ‘Orang Trans’
          Orang Kampung
          Orang Trans
     3.4. Masyarakat Adat ‘Orang Rimba’ (OR)
          Ketergantungan pada Hutan sebagai Ruang Hidup dan Penghidupan
          Orang Rimba Rombong Tumenggung Apung, Desa Muara Kilis
Bab IV Kerentanan Sosial Ekonomi 'Orang Kampung' dan 'Orang Trans'
     4.1. Kerentanan Sosial Demografi
          Tingginya Kelompok Rentan
          Rentan Menurut Kelompok Umur
          Rentan Menurut Jenis Kelamin
          Rentan Karena Berkebutuhan Khusus
          Rentan terhadap Dampak Banjir dan Asap Karhutla
          Banjir
          Kabut Asap Karhutla
     4.2. Kerentanan Ekonomi
          Kerentanan Ekonomi Terkait dengan Pekerjaan Anggota Rumah Tangga
          Pengaruh Bencana terhadap Keberlanjutan Pekerjaan Penduduk
          Banjir
          Asap yang Diakibatkan oleh Kebakaran
     4.3. Kerentanan Sosial Kemasyarakatan
          Keterlibatan dalam Kegiatan Sosial
          Keberadaan dan Akses terhadap Kelembagaan Sosial
          Perubahan Lingkungan
          Bencana
Bab V Kerentanan Orang Rimba
     5.1. Kerentanan Orang Rimba yang Semakin Meningkat
          Kerentanan Lingkungan: Rusak dan Hilangnya Hutan
          Kerentanan Fisik: Tak Ada Lagi “Rumah” yang Melindungi
          Kerentanan Pangan, Kesehatan, dan Ekonomi
          Kelaparan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kematian
          Kegagalan transformasi penghidupan (ekonomi) yang berujung bencana berkepanjangan
          Kerentanan Sosial: Hilangnya Ruang Sosial dan Munculnya Multikonflik
               Hilangnya ruang religiusitas, kebudayaan, dan interaksi sosial
               Multi-konflik yang terus bermunculan
     5.2. Kerentanan Orang Rimba Rombong Tumenggung Bujang Apung
          Kerentanan Sosial Ekonomi
          Kerentanan terhadap Kebakaran Hutan
          Tidak Siap Menghadapi Bencana Apapun
Bab VI Kerentanan Lingkungan
     6.1. Tingginya Alih Fungsi Hutan
     6.2. Banjir dan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)
          Banjir
          Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)
     6.3. Degradasi Kondisi Lingkungan
Bab VII Kerentanan Fisik Rumah Tangga
Bab VIII Penutup
Daftar Pustaka
Indeks
Tentang Penulis