Ikhtisar
Buku Siapkah Penduduk Menghadapi Ancaman Multibencana di Perdesaan? mendiskusikan kerentanan penduduk perdesaan dalam menghadapi perubahan lingkungan yang berdampak pada bencana. Alih fungsi lahan yang ditandai oleh masifnya konversi hutan menjadi perkebunan (khususnya kelapa sawit), pembalakan liar, serta peningkatan lahan pertanian dan permukiman akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau panjang pun menjadi lebih sering terjadi.
Kondisi ini berpengaruh terhadap kerentanan lingkungan, kerentanan fisik dan kerentanan sosial ekonomi penduduk, termasuk penduduk marjinal (Orang Rimba). Kerentanan semakin meningkat karena bencana berdampak pada kehidupan penduduk, terutama kelompok rentan (anak-anak dan lansia), dan keberlanjutan livelihood, khususnya kegiatan pertanian dan perkebunan yang menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk.
Pendahuluan / Prolog
Pendahuluan
Aktivitas manusia dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) berpengaruh signifikan terhadap perubahan lingkungan di Indonesia. Aktivitas dilakukan stakeholders, baik secara individu atau komunitas masyarakat, maupun secara korporasi dan kebijakan pemerintah. Aktivitas pemanfaatan SDA melalui upaya rekayasa lingkungan yang sarat kepentingan keuntungan finansial, tidak melakukan perencanaan yang cermat dan hati-hati, tidak menghargai kontribusi para pihak, dan tata-kelola yang buruk diyakini akan merubah lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana.
Perubahan lingkungan secara massif erat kaitannya dengan kondisi global yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Globalisasi merupakan keadaan yang tidak dapat dihindarkan, karena konektivitas global menyebabkan terjadinya arus ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang dapat berdampak positif atau negatif pada suatu komunitas hingga negara-bangsa. Masuknya pengaruh global, terutama investasi asing, teknologi, informasi dan meningkatnya demand dari pasar internasional, berpengaruh besar terhadap eksploitasi SDA di negeri ini.
Kebutuhan pasar internasional akan hasil bumi dan bahan-bahan keperluan industri (seperti kertas, chips, minyak dan gas bumi, batu bara, kelapa sawit), telah memicu pemerintah dan/atau pihak swasta untuk melakukan eksploitasi sumber daya hutan, tambang dan lahan secara besar-besaran di hampir seluruh wilayah Indonesia dan bahkan seringkali berlebihan di pusat-pusat kegiatan ekonomi. Perkembangan ekonomi makro ini berkaitan dengan kebijaksanaan pembangunan Indonesia yang menekankan pertumbuhan ekonomi dengan modal utama kekayaan SDA.
Konversi hutan untuk pengembangan sektor pertambangan dan migas, perkebunan besar (seperti kelapa sawit dan kakao), industri, infrastruktur, dan fasilitas kota tidak hanya berdampak pada deforestasi dan kerusakan hutan melainkan juga merusak lingkungan sekitarnya. Eksploitasi yang berlebihan juga menyebabkan rusaknya daerah aliran sungai (DAS) sehingga mengganggu peresapan dan debit air. Kondisi ini juga menyebabkan terjadinya erosi tanah, sedimentasi, banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. (Arsyad dan Rustiadi, 2008; Adnyana, 2003). Konversi hutan untuk perkebunan besar maupun kebutuhan masyarakat akan lahan pertanian diyakini mempunyai kontribusi terhadap kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah gambut.
Perubahan lingkungan apabila tidak dikelola secara baik akan menyebabkan terjadinya bencana. Kondisi ini didukung oleh posisi Indonesia yang secara geografis dan struktur geologis rawan terhadap bencana. Tingkat kerawanan terhadap bencana semakin bertambah dengan banyaknya jumlah penduduk di wilayah-wilayah yang berisiko bencana, tersebut termasuk wilayah pedataran tinggi dan pedataran rendah, wilayah-wilayah terpencil, perdesaan, perkotaan, hingga kotakota besar.
Penulis
Syarifah Aini Dalimunthe - Bergabung dengan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI tahun 2014, Syarifah Aini Dalimunthe menamatkan pendidikan S-1 (Geografi Manusia) dan S-2 (Pengelolaan Pesisir dan DAS) di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Saat ini Syarifah sedang menjalani studi doktoral di bidang Geografi pada Graduate School of Environmental Studies, Nagoya University, Jepang.
Daftar Isi
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Diagram
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Metodologi
Lokasi
Pengumpulan Data
Bab II Kerentanan Penduduk Dari Perspektif Kebencanaan
2.1. Penanggulangan Bencana
2.2. Ancaman/Bahaya
2.3. Kerentanan
Bab III Profil Geografis dan Penduduk
3.1. Kondisi Geografis
Kecamatan Kumpeh
Desa Seponjen
Desa Mekar Sari
3.2. Kondisi Penduduk
Kondisi Demografi
Pendidikan
Mata Pencaharian
3.3. ‘Orang Kampung’ dan ‘Orang Trans’
Orang Kampung
Orang Trans
3.4. Masyarakat Adat ‘Orang Rimba’ (OR)
Ketergantungan pada Hutan sebagai Ruang Hidup dan Penghidupan
Orang Rimba Rombong Tumenggung Apung, Desa Muara Kilis
Bab IV Kerentanan Sosial Ekonomi 'Orang Kampung' dan 'Orang Trans'
4.1. Kerentanan Sosial Demografi
Tingginya Kelompok Rentan
Rentan Menurut Kelompok Umur
Rentan Menurut Jenis Kelamin
Rentan Karena Berkebutuhan Khusus
Rentan terhadap Dampak Banjir dan Asap Karhutla
Banjir
Kabut Asap Karhutla
4.2. Kerentanan Ekonomi
Kerentanan Ekonomi Terkait dengan Pekerjaan Anggota Rumah Tangga
Pengaruh Bencana terhadap Keberlanjutan Pekerjaan Penduduk
Banjir
Asap yang Diakibatkan oleh Kebakaran
4.3. Kerentanan Sosial Kemasyarakatan
Keterlibatan dalam Kegiatan Sosial
Keberadaan dan Akses terhadap Kelembagaan Sosial
Perubahan Lingkungan
Bencana
Bab V Kerentanan Orang Rimba
5.1. Kerentanan Orang Rimba yang Semakin Meningkat
Kerentanan Lingkungan: Rusak dan Hilangnya Hutan
Kerentanan Fisik: Tak Ada Lagi “Rumah” yang Melindungi
Kerentanan Pangan, Kesehatan, dan Ekonomi
Kelaparan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kematian
Kegagalan transformasi penghidupan (ekonomi) yang berujung bencana berkepanjangan
Kerentanan Sosial: Hilangnya Ruang Sosial dan Munculnya Multikonflik
Hilangnya ruang religiusitas, kebudayaan, dan interaksi sosial
Multi-konflik yang terus bermunculan
5.2. Kerentanan Orang Rimba Rombong Tumenggung Bujang Apung
Kerentanan Sosial Ekonomi
Kerentanan terhadap Kebakaran Hutan
Tidak Siap Menghadapi Bencana Apapun
Bab VI Kerentanan Lingkungan
6.1. Tingginya Alih Fungsi Hutan
6.2. Banjir dan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)
Banjir
Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)
6.3. Degradasi Kondisi Lingkungan
Bab VII Kerentanan Fisik Rumah Tangga
Bab VIII Penutup
Daftar Pustaka
Indeks
Tentang Penulis