Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Linguistik Bandingan Historis: Sejarah. Metode, dan Praksisnya di Nusantara

1 Pembaca
Rp 100.000 30%
Rp 70.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 210.000 13%
Rp 60.667 /orang
Rp 182.000

5 Pembaca
Rp 350.000 20%
Rp 56.000 /orang
Rp 280.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini dapat dianggap sebagai wahana pengenalan pada ilmu linguistik bandingan historis. Bab 1 meninjau secara umum sejarah penelitian linguistik Nusantara dengan fokus pada bahasa Melayu sebagai bahasa yang paling awal diteliti dan, dalam konteks buku ini, sebagai fondasi ilmu linguistik bandingan historis dan Austronesia. Dalam Bab 2, secara ringkas tiga metode penelitian linguistik perbandingan dikemukakan. Kadang-kadang ada kekeliruan tentang status dan kesahihan tiga prosedur ini, tetapi pada hakikatnya hanya ilmu linguistik bandingan historis yang terbukti untuk pengkajian prasejarah dan klasifikasi bahasa yang sekerabat. Selanjutnya, bagian inti dalam buku ini, yaitu diskusi tentang prosedur perbandingan di tiga wilayah di Nusantara. Setiap bab ini menyoroti sejarah pengkajian linguistik perbandingan masing-masing di Sulawesi Selatan, Maluku Tengah, dan Kalimantan Barat. Tiga wilayah ini dipilih sebagai contoh perkembangan penerapan linguistik bandingan historis di Nusantara. Buku ini diakhiri dengan topik migrasi komunitas bahasa yang sekerabat serta kaitannya dengan distribusi dan pengelompokan bahasa di Nusantara.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: James T. Collins

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786233210737
Terbit: September 2021 , 194 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini dapat dianggap sebagai wahana pengenalan pada ilmu linguistik bandingan historis. Bab 1 meninjau secara umum sejarah penelitian linguistik Nusantara dengan fokus pada bahasa Melayu sebagai bahasa yang paling awal diteliti dan, dalam konteks buku ini, sebagai fondasi ilmu linguistik bandingan historis dan Austronesia. Dalam Bab 2, secara ringkas tiga metode penelitian linguistik perbandingan dikemukakan. Kadang-kadang ada kekeliruan tentang status dan kesahihan tiga prosedur ini, tetapi pada hakikatnya hanya ilmu linguistik bandingan historis yang terbukti untuk pengkajian prasejarah dan klasifikasi bahasa yang sekerabat. Selanjutnya, bagian inti dalam buku ini, yaitu diskusi tentang prosedur perbandingan di tiga wilayah di Nusantara. Setiap bab ini menyoroti sejarah pengkajian linguistik perbandingan masing-masing di Sulawesi Selatan, Maluku Tengah, dan Kalimantan Barat. Tiga wilayah ini dipilih sebagai contoh perkembangan penerapan linguistik bandingan historis di Nusantara. Buku ini diakhiri dengan topik migrasi komunitas bahasa yang sekerabat serta kaitannya dengan distribusi dan pengelompokan bahasa di Nusantara.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Pada akhir tahun 1971, melalui buku de Clercq (1876) 1, saya mulai belajar varian bahasa Melayu yang luas digunakan di Provinsi Maluku sebagai bahasa ibu dan juga bahasa kedua, yaitu “bahasa Ambon”. Hanya beberapa bulan kemudian saya melanjutkan usaha itu langsung di Ambon, ketika saya mengajar di Universitas Pattimura (Februari-Desember 1972). Pada waktu itu juga, saya berusaha mempelajari bahasa Asilulu, salah satu bahasa pribumi di pantai utara Pulau Ambon. Persamaan dan perbedaan di antara dialek Melayu di Ambon dengan bahasa Indonesia serta hubungan nyata keduanya dengan kosa kata bahasa Asilulu mencetuskan minat saya terhadap perbandingan bahasa. Oleh karena itu, pada tahun 1974, sewaktu saya diterima dalam program linguistik pascasarjana di University of Chicago (Amerika Serikat), saya cepat memutuskan bahwa bidang yang harus saya dalami memang linguistik bandingan historis.

Ilmu linguistik bandingan historis berlandaskan metodologi empiris yang sudah menghasilkan sumbangan yang mantap, bahkan terbukti sejak abad kesembilan belas. Di University of Chicago, saya sempat berguru dengan dua orang sarjana yang mendalami ilmu itu, yakni Profesor Gérard Diffloth, yang meneliti Keluarga Bahasa Austro-Asia, baik di Malaysia maupun di Kamboja dan Thailand, serta mendiang Profesor Eric Hamp, yang mengkaji Keluarga Bahasa Indo-Eropa, terutama cabang Keltik dan Balkan. Kedua sarjana tersohor ini memperkenalkan prinsip, metode, dan praksis linguistik bandingan historis dengan dasar penelitian lapangan yang empiris; penghayatan akademis mereka bukan saja pada prinsip dan teori ilmu linguistik bandingan historis melainkan juga pada aspek sosial dan sejarah yang menyokong dan berkait dengan ilmu itu, misalnya, faktor pemilihan kata ganti, geografi dialek, sistem ideofon, pantanglarang bahasa, konvergensi bahasa dan fenomena Sprachbund. Ilmu yang saya pelajari di ruang kuliah Amerika sempat saya hayati ketika saya melakukan penelitian S-3 di Maluku selama 22 bulan (1977- 1979) dan selama saya mengajar kuliah tentang ilmu ini di berbagai negara sejak tahun 1982.

Ilmu linguistik bandingan historis bukan sekadar mencatat kata ini itu dan menduga-duga relasi varian bahasa, dan juga bukan hanya program yang merekam daftar 200 kata pilihan dan menghitunghitungnya dengan algoritme kaku. Ilmu yang mulia ini sebenarnya melibatkan pengumpulan data berupa kosa kata, dongeng, sejarah lisan, lafalan mantra, nyanyian lagu, ungkapan spontan, dan segala kebijakan lokal di berbagai desa dan dusun dengan narasumber, yakni penutur bahasa ibu mereka. Data itu diolah dan dibandingkan dengan data berbagai bahasa dan dialek lain untuk menghasilkan hipotesis yang kemudian diuji dengan kritis oleh peneliti itu sendiri sehingga menghasilkan teori yang diterbitkan melalui cetakan dan elektronik lengkap dengan argumentasi dan datanya agar sarjana lain dapat mengkritiknya demi peningkatan ilmu pengetahuan di kalangan umat manusia.

Buku yang sederhana ini tidak dimaksudkan menyusun pedoman metodologi atau buku teks bidang ilmu linguistik bandingan historis. Maklum sudah diterbitkan banyak buku, terutama dalam bahasa Inggris, yang memaparkan prosedur dan pencapaiannya secara sistematis. Lihat saja beberapa buku yang disebut dalam kesimpulan Bab 2 buku ini. Tujuan buku ini lebih terbatas karena hanya terarah pada penyejarahan ilmu linguistik bandingan historis di Nusantara. Kalau membaca berbagai bibliografi maupun biografi, kita akan menemukan sejumlah sarjana dan tokoh yang pernah menyumbang pada studi perbandingan bahasa. Akan tetapi, biasanya pembahasan hanya secara umum dan kurang membicarakan perbedaan hasilnya dengan hasil penelitian penulis lain dalam bidang yang sama.

Tentu saja ada kekecualian pada generalisasi itu. Teeuw (1971:xxiii-xxx), misalnya, membahas dengan saksama perbedaan nyata yang melatari polemik antara H.N. van der Tuuk dengan sarjana sezamannya (tahun 1860-an), T. Roorda. Umpamanya, Roorda berpendapat bahwa bahasa Jawa lebih “asli”. Sebab itu, bahasa Jawa harus diangkat sebagai bahasa dasar untuk memahami perubahan dalam bahasa Nusantara lain. Sebaliknya, van der Tuuk menegaskan bahwa penelitian dan wawasan Bopp tentang linguistik historis harus melandaskan prosedur perbandingan bahasa. “…[O] ne cannot etymologize by starting from one of the members of the [Malayo-Polynesian] family, but that on the basis of as many languages and forms as possible one has to discover the regular sound correspondences between the languages.”2 Memang tidak ada bahasa yang asli karena semua bahasa senantiasa berubah. Bahkan, bahasa yang menurunkan semua bahasa yang dituturkan sekarang sudah tidak ada. Tugas ahli linguistik bandingan bahasa, antara lain, adalah merekonstruksi bahasa yang sudah tidak ada lagi, yaitu bahasa purba.

Mungkin buku ini dapat dianggap sebagai pengenalan pada ilmu linguistik bandingan historis. Bab 1 meninjau secara umum sejarah penelitian linguistik Nusantara dengan fokus pada bahasa Melayu sebagai bahasa yang paling awal diteliti dan, dalam konteks buku ini, sebagai fondasi ilmu linguistik bandingan historisAustronesia (Collins 2006). Dalam Bab 2, secara ringkas tiga metode penelitian linguistik perbandingan dikemukakan. Kadang-kadang ada kekeliruan tentang status dan kesahihan tiga prosedur ini, tetapi pada hakikatnya hanya ilmu linguistik bandingan historis yang terbukti untuk pengkajian prasejarah dan klasifikasi bahasa yang sekerabat.

Selanjutnya, bab-bab inti dalam buku ini (Bab 3-5) menampilkan diskusi tentang prosedur perbandingan di tiga wilayah di Nusantara. Ketiga bab ini merupakan tulisan yang diusahakan sebagai makalah di tiga pertemuan di Indonesia.3 Setiap bab ini menyoroti sejarah pengkajian linguistik perbandingan masing-masing di Sulawesi Selatan, Maluku Tengah, dan Kalimantan Barat. Tiga wilayah ini dipilih sebagai contoh perkembangan penerapan linguistik bandingan historis di Nusantara. Oleh karena itu, sumbangan sarjana dan penulis lain diringkaskan dengan sedikit penilaian sesuai analisis metodologi dalam Bab 2. Buku ini berakhir dengan Bab 6 yang berfokuskan topik migrasi komunitas bahasa yang sekerabat serta kaitannya dengan distribusi dan pengelompokan bahasa di Nusantara.

Wilayah Nusantara yang luas sekali ini diperkaya dengan beratus-ratus bahasa. Buku yang sederhana ini hanya mampu menceritakan prosedur meneliti perhubungan antara beberapa bahasa agar membayangkan tugas besar yang masih menunggu komitmen generasi linguis muda untuk meneliti kompleksitas bahasa se-Nusantara yang menggambarkan prasejarah bahasa yang juga kompleks dan mengagumkan

Daftar Isi

Sampul
Pengantar
Daftar isi
Bab 1 Linguistik Bandingan Historis dan Nusantara
     Kajian Linguistik Melayu dan Austronesia sebelum 1945
     Kajian Linguistik Melayu dan Austronesia sesudah 1945
Bab 2 Perbandingan Bahasa dan Linguistik Bandingan Historis
Bab 3 Sejarah Perbandingan Bahasa di Sulawesi Selatan
Bab 4 Sejarah Perbandingan Bahasa di Maluku Tengah
Bab 5 Sejarah Perbandingan Bahasa di Kalimantan Barat
Bab 6 Migrasi dan Tanah Asal Bahasa dalam Konteks Linguistik Bandingan Historis Nusantara
Daftar perpustakaan
Indeks