Tampilkan di aplikasi

Syawal, bulan kebaikan

Majalah Risalah Hati - Edisi 22
30 April 2024

Majalah Risalah Hati - Edisi 22

Maka diharapkan ketika bulan Syawal tiba, suasana jiwa bisa jadi lebih tenteram dan bahagia sehingga lebih menuai keharmonisan.

Risalah Hati
Syawal sering diidentikan dengan bulan pernikahan. Tak heran surat undangan resepsi nikah yang beredar di bulan ini kerap menumpuk karena banyaknya muda-mudi yang hendak menyudahi masa jomblonya. Mungkin bulan yang mendapat urutan ke sepuluh dari kalender hijriah itu menjadi momen ramai resepsi nikah karena masih dekat dengan suasana hari raya Idul Fitri, saat keluarga yang merantau masih banyak berkumpul.

Namun tahukah kita bahwa orang-orang Arab jahiliyah dahulu justru menghindari pernikahan di bulan ini? Konon mereka pantang mengadakan resepsi pernikahan di bulan Syawal karena menganggapnya sebagai bulan sial. Acara yang menurut mereka krusial pun harus ditunda setelah berakhirnya bulan ini.

Lambat laun keyakinan ini pun punah dengan hadirnya Islam. Ketika cahaya hidayah mulai menyinari kota Mekah dan Madinah, orang-orang yang berbondong-bondong masuk Islam pun mulai mengikuti paradigma yang benar dalam memandang sial dan untungnya suatu urusan. Paradigma Islam mengajarkan bahwa kesialan dan keberuntungan itu mutlak di bawah kehendak Allah. Bukan karena hari, bulan, nama, atau tempat tertentu.

Secara historis pada bulan Syawal sendiri terjadi banyak peristiwa penting di zaman nabi. Di antaranya adalah perang Uhud, perang Ahzab, perang Hunain, dan perang Thaif. Bahkan pernikahan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan Aisyah sendiri terjalin di bulan ini pada tahun kesebelas kenabian, lalu Nabi mengawali mahligai rumah tangga bersama Aisyah juga di bulan ini setelah Hijrah ke Madinah.
Majalah Risalah Hati di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI