Ikhtisar
Pengumuman kelulusan sudah disampaikan. Seperti biasanya, Dava selalu menjadi siswa terbaik di antara terbaik lainnya. Dava lulus dengan NEM sempurna. Itu semua buah dari jerih payahnya dalam belajar. Dava selalu mengedepaankan amanah dari bapak ibunya, “Tekun belajar, agar hidupmu sejajar.” Hampir di setiap waktu, Dava selalu terbayang-bayang akan kalimat „sederhana, namun memesona‟ itu. Bisa dibilang, bahwa Dava itu belajar setiap hari non-stop di bawah bimbingan neneknya, Nenek Esmi. Pantas saja jikalau dia mendapatkan predikat siswa terbaik.
Semenjak bapak ibunya meninggal karena pesawat yang ditumpanginya itu terjerumus ke jurang saat perjalanan pulang Jakarta - Kudus, Dava memang hidup berdua dengan neneknya. Sang kakek juga sudah wafat meninggalkan mereka semua jauh sebelum Dava terlahir di dunia, dikarenakan penyakit tua yang dideritanya.
Ulasan Editorial
Pengumuman kelulusan sudah disampaikan.
Seperti biasanya, Dava selalu menjadi siswa terbaik di
antara terbaik lainnya. Dava lulus dengan NEM
sempurna. Itu semua buah dari jerih payahnya dalam
belajar. Dava selalu mengedepaankan amanah dari bapak
ibunya, “Tekun belajar, agar hidupmu sejajar.” Hampir
di setiap waktu, Dava selalu terbayang-bayang akan
kalimat „sederhana, namun memesona‟ itu. Bisa dibilang,
bahwa Dava itu belajar setiap hari non-stop di bawah
bimbingan neneknya, Nenek Esmi. Pantas saja jikalau dia
mendapatkan predikat siswa terbaik.
Semenjak bapak ibunya meninggal karena
pesawat yang ditumpanginya itu terjerumus ke jurang
saat perjalanan pulang Jakarta - Kudus, Dava memang
hidup berdua dengan neneknya. Sang kakek juga sudah
wafat meninggalkan mereka semua jauh sebelum Dava
terlahir di dunia, dikarenakan penyakit tua yang
dideritanya.
Bapak ibu Dava merupakan orang yang sangat2
jenius. Bagaimana bukan? Karena di ibukota itu, bapak
dan ibunya sama-sama bekerja sebagai pegawai negeri.
Bahkan sama-sama menjadi dosen, di PTN yang sama
juga. Bedanya, bapaknya menjadi dosen B. Arab.
Sedangkan ibunya, ibunya menjadi dosen Sastra
Indonesia
Pendahuluan / Prolog
Prolog
Pengumuman kelulusan sudah disampaikan. Seperti biasanya, Dava selalu menjadi siswa terbaik di antara terbaik lainnya. Dava lulus dengan NEM sempurna. Itu semua buah dari jerih payahnya dalam belajar. Dava selalu mengedepaankan amanah dari bapak ibunya, “Tekun belajar, agar hidupmu sejajar.” Hampir di setiap waktu, Dava selalu terbayang-bayang akan kalimat „sederhana, namun memesona‟ itu. Bisa dibilang, bahwa Dava itu belajar setiap hari non-stop di bawah bimbingan neneknya, Nenek Esmi. Pantas saja jikalau dia mendapatkan predikat siswa terbaik.
Semenjak bapak ibunya meninggal karena pesawat yang ditumpanginya itu terjerumus ke jurang saat perjalanan pulang Jakarta - Kudus, Dava memang hidup berdua dengan neneknya. Sang kakek juga sudah wafat meninggalkan mereka semua jauh sebelum Dava terlahir di dunia, dikarenakan penyakit tua yang dideritanya.
Bapak ibu Dava merupakan orang yang sangat jenius. Bagaimana bukan? Karena di ibukota itu, bapak dan ibunya sama-sama bekerja sebagai pegawai negeri. Bahkan sama-sama menjadi dosen, di PTN yang sama juga. Bedanya, bapaknya menjadi dosen B. Arab. Sedangkan ibunya, ibunya menjadi dosen Sastra Indonesia.
Konon, kata neneknya, dulu bapaknya Dava itu sama-sama kuliah di PTN tersebut, pun mereka samasama berprestasi. Tidak salah, „kan, kalau mereka bersama? Terbukti, bahwa kemiskinan tidak menghambat kesuksesan. Walaupun Dava hidup dengan banyak kesederhanaan setelah kedua orang tuanya wafat, namun dengan usahanya, dia bisa sesukses ini. Rencana Dava, ia akan meneruskan sekolah di SMP swasta ujung desa tempat tinggalnya. Sempat neneknya mempermasalahkan nya, “kenapa kamu sekolah di lembaga swasta? Kamu kan pintar… alangkah baiknya kamu kamu sekolah saja di SMP negeri, Nang…” namun Dava tetap berada pilihannya, “saya mau menjadi generasi kalian, Nek…” secara mulai dari kakek neneknya hingga bapaknya memang sekolah di SMP tersebut. Lebih tepatnya turun temurun.
Daftar Isi
Cover Depan
Hak Cipta
Halaman Judul
Prolog
Bab 1: Pertemuan & Persahabatan
Pertemuan di Sungai
Janji Suci Persahabatan
Pulang Bersama
Bab 2: Konflik Ringan
Dava Mendapatkan Nomor Asri Diam-diam
Menghubungi Asri
Bertemu di Taman
Curhat ke Nenek
Curhat ke Sungai dan Batu
Bab 3: Perdamaian
Tercyduk Nenek
Daftar Sekolah Bareng
Bab 4: Hari-hari Kebersamaan
Bersenda Gurau di Taman
Makan Malam di Rumah Asri
Shoping Bareng di Mall
Nyuci Bareng di Sungai
Mampir ke Rumah Dava
Makan Malam Bersama di Rumah Dava
Bertemu di Pasar
Bab 5: Konflik Berkelanjutan
Asri Menolak Kedatangan Dava
Jalan-jalan Malam bersama Irul
Dava Curhat ke Bimo
Sepucuk Surat Hoax
Tertolaknya Permohonan Maafnya ‘Nek Esmi
Trio Mercon Tercyduk
Bab 6: Terbit Perasaan
Perasaan ‘Tak Selamanya Terpendam
Cinta Terlarang
Baju Couple-an
Sadar
Bab 7: Bersahabat Sepanjang Zaman
Mengokohkan Solidaritas
15 Tahun Kemudian
Epilog
Cover Belakang
Kutipan
Prolog
Pengumuman kelulusan sudah disampaikan.
Seperti biasanya, Dava selalu menjadi siswa terbaik di antara terbaik lainnya. Dava lulus dengan NEM sempurna. Itu semua buah dari jerih payahnya dalam belajar. Dava selalu mengedepaankan amanah dari bapak ibunya, “Tekun belajar, agar hidupmu sejajar.” Hampir di setiap waktu, Dava selalu terbayang-bayang akan kalimat „sederhana, namun memesona‟ itu. Bisa dibilang, bahwa Dava itu belajar setiap hari non-stop di bawah bimbingan neneknya, Nenek Esmi. Pantas saja jikalau dia mendapatkan predikat siswa terbaik.
Semenjak bapak ibunya meninggal karena pesawat yang ditumpanginya itu terjerumus ke jurang saat perjalanan pulang Jakarta - Kudus, Dava memang hidup berdua dengan neneknya. Sang kakek juga sudah wafat meninggalkan mereka semua jauh sebelum Dava terlahir di dunia, dikarenakan penyakit tua yang dideritanya.
Bapak ibu Dava merupakan orang yang sangat2 jenius. Bagaimana bukan? Karena di ibukota itu, bapak dan ibunya sama-sama bekerja sebagai pegawai negeri.
Bahkan sama-sama menjadi dosen, di PTN yang sama juga. Bedanya, bapaknya menjadi dosen B. Arab.
Sedangkan ibunya, ibunya menjadi dosen Sastra Indonesia.