Awalnya, Ayu Bayuwati (45), pemilik rumah, hanya berencana melakukan renovasi dengan menambah tiga kamar tidur anak dan memperbaiki atap. Penambahan ruang ini dikarenakan Ayu ingin mendidik anak-anaknya yang beranjak besar untuk belajar mandiri, dengan bertanggung jawab atas kamar masing-masing. Seiring waktu, keinginan merenovasi ini berubah.
Ayu dan suami meminta arsitek, Andy Rahman, tak sekadar untuk menambah tiga kamar tidur anak dan memperbaiki atap. Ia meminta arsitek menata ulang rumahnya, termasuk menambah ruang servis dan musala terbuka yang sebelumnya merupakan ruang tidur utama. Perubahan rencana ini nyatanya membutuhkan dana yang cukup besar.
Setelah sempat cukup bimbang, Ayu memutuskan untuk merenovasi sebagian besar ruangan pada rumah dua lantainya. Ia pun berkonsultasi dengan sang arsitek mencari jalan yang tepat untuk masalah ini. Beruntung, sang arsitek memahami keinginan sekaligus keterbatasan pemilik rumah dan memberi jalan terbaik bagi masalah ini. Solusinya adalah memanfaatkan benda-benda yang didaur ulang atau recycle.
Ini Adalah Sebuah Tantangan Ide membuat desain rumah dari material bekas pun sudah Andy pikirkan matang-matang. Ia mengaku tidak masalah jika harus menggunakan barang murah dan bekas dalam karyanya. Ia bahkan tertarik untuk mendesain rumah dengan barang bekas dan tetap terlihat berkelas. Bagi Andy, sebagai seorang arsitek ia harus dapat memberi solusi pada permasalahan yang dihadapi kliennya.
Saat merancang rumah ini, Andy banyak mengeksplorasi berbagai macam bahan seperti meja kayu bekas dan barang dari peti kemas. Meja kayu bekas peti kemas dapat Anda lihat di area ruang makan terbuka. Berbagai ide merenovasi rumah dengan benda daur ulang ini pun jadi tidak terlihat murahan. Keren!
