Tampilkan di aplikasi

Atasi saluran air yang pampat

Tabloid Rumah - Edisi 376
6 September 2017

Tabloid Rumah - Edisi 376

Jangan biarkan saluran air di rumah Anda tidak lancar. Segera perbaiki lalu lakukan pencegahan agar masalah tidak datang kembali. / Foto : Adeline Krisanti

Rumah
Bisa bayangkan bila keran di dapur Anda mogok mengalirkan air? Untuk memasak, Anda perlu bolak-balik mengambil air dari keran lain. Bagaimana pula bila showe kamar mandi cuma bisa mengucurkan sedikit air? Bisa-bisa Anda terlambat berangkat ke kantor karena harus mandi jadi lebih lama.

Ya, kita sangat tergantung pada kelancaran aliran air bersih di rumah. Makan/minum, mandi, cuci tangan, masak, mencuci sayuran, mengambil air wudu, semua membutuhkan air bersih. Setiap orang membutuhkan air bersih setidaknya 60 liter per hari. Apa jadinya bila suplai air bersih di rumah mengalami kemacetan? Tentu banyak kegiatan akan terganggu.

Namun kenyataannya, tersendatnya aliran air bersih di rumah menjadi masalah sehari-hari yang sering kita dengar. Anda pun mungkin pernah atau sedang mengalaminya. Sebelum masalah menjadi berlarut-larut dan aliran air semakin kecil atau bahkan mati total, segera atasi masalah tersebut. Ada 3 sumber yang menjadi biang keladi pampatnya kucuran air bersih di rumah Anda.

Pertama, masalah bersumber pada tangki air atau toren. Biasanya, yang jadi masalah adalah kotoran atau lumut yang menumpuk di dalam tangki. Kotoran ini dapat menghambat kelancaran aliran air atau justru ikut mengalir bersama air dan mengendap di dalam pipa. Perlu disadari, kotoran pada tangki tidak cuma membuat saluran air pampat, namun juga mengancam kesehatan seluruh penghuni rumah.

Kedua, masalah bersumber pada pipanya. Retak, bocor, atau sambungan yang lepas jadi penyebab utama. Retak halus pun sudah mampu membuat aliran air terganggu. Apalagi bila sampai ada sambungan yang lepas. Ketiga, masalah bersumber pada keran atau shower.
Tabloid Rumah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI