Saling bersinergi antar BUMN tentu tidak salah. Terlebih bila sinergi tersebut berujung pada saling menguntungkan dari sisi bisnis BUMN-BUMN yang bersinergi. Apalagi semua sektor bisnis di Indonesia pasti BUMN yang mengisinya, mulai dari sektor riil sampai jasa. Misalnya, bila ada bank BUMN bersinergi dengan BUMN di sektor lain, yang bisa memberi dampak positif pada kedua belah pihak , tentu ini yang Teks : Hendaru diharapkan. Menteri BUMN Rini Soemarno rupanya punya harapan seperti itu, ada sinergi antar BUMN.
Saat ada himbauan dari Menteri Rini agar karyawan BUMN yang belum mempunyai rumah sebaiknya mengambil KPR lewat bank BUMN juga, untuk pembiayaan landed house dan apartemen, inilah sinergi yang diharapkan. Harapannya karyawan BUMN yang belum mempunyai rumah bisa memiliki rumah lewat KPR. Sementara bagi bank asal BUMN berkesempatan membuka ceruk pasar baru di tengah lesunya bisnis properti yang berimbas pada penyaluran KPR.
Himbauan dari Menteri Rini ini tentu membuka peluang besar bagi bank BUMN untuk lebih intensif masuk ke BUMN yang jumlahnya ratusan. Dipastikan ada ratusan ribu yang bekerja di lingkungan BUMN di seluruh Indonesia. Pastinya ada sekian persen yang belum mempunyai rumah sendiri. Kalau mereka diarahkan untuk mengambil KPR lewat bank plat merah, tentu ini pasar potensial. Belum lagi para eksekutif di lingkungan BUMN yang berhasrat mengambil rumah kedua, ketiga atau apartemen mewah, bisa memanfaatkan kerjasama ini.
Tentu himbauan dari menteri BUMN ini tidak dilewatkan begitu saja oleh kalangan perbankan dari BUMN. “Sinyal baik dari kementerian BUMN ini langsung kita tangkap. BTN membuka jalan membuat penawaran khusus KPR ke- 118 BUMN untuk semua karyawan BUMN yang ingin memiliki rumah,” ujar Suryanti Agustinar, Senior Vice President Non Subsidized Mortagage and Consumer Lending Division Bank BTN. Menurut Suryanti, BUMN adalah pasar yang potensial untuk dimasuki.
