Namanya gadis cilik itu Salva. Meski baru berumur empat tahun, namun kedewasaannya melebihi usianya. Setelah selesai membuat kerajinan tangan bersama teman-temannya, dengan sigap Salva membersihkan meja dan juga lantai dari sisa kertas yang berceceran. Hampir setiap hari usai jam sekolah, yatim yang ditinggal oleh ibunya bekerja di luar negeri itu membereskan mainan dan juga menyapu ruang kelas.
“Mungkin karena dia memang sudah terbiasa bekerja di rumah tantenya, jadi di sekolah pun Salva selalu membantu ibu guru dalam membersihkan kelas,” ujar Kepala Kelompok Bermain Juara, Mustaqim Syukron yang akrab disapa Taqim. Kelompok Bermain Juara atau yang dikenal dengan KB Juara adalah sarana pendidikan yang diinisiasi RZ (Rumah Zakat) di Kel. Rappokalling Kec. Tallo Kota Makassar sejak 2014.
Setiap Selasa hingga Kamis, sebanyak 18 anak yang usianya antara tiga sampai empat tahun bermain dan belajar di KB Juara. “Anak-anak yang sekolah di sini berasal dari keluarga tidak mampu. Ada yang orangtuanya buruh cuci, tukang becak, dan pemulung,” tutur Taqim. Menurut Taqim kehidupan di daerah sekitar KB Juara cukup keras. Para siswa KB Juara yang usianya di bawah lima tahun tersebut kerap berkata-kata dengan bahasa kasar.
Hal itu membuat Taqim dan para relawan guru di KB Juara bertekad untuk membentuk anak-anak didik mereka menjadi generasi yang shaleh dan shalehah. Selain bagi anak-anak, pendidikan keagamaan juga diberikan bagi para orang tua siswa. Sebanyak 90 orang secara rutin mengikuti kegiatan parenting class. Tujuannya agar adanya keselarasan pendidikan bagi anak-anak baik itu di KB atau TPA Juara dan di rumah mereka masing-masing.
