Tampilkan di aplikasi

Menyalakan cahaya di ramadhan berdaya

Majalah Rumah Zakat - Edisi 58
4 Juli 2018

Majalah Rumah Zakat - Edisi 58

“Sejauh-jauhnya pergi, kampung halaman adalah tempat kembali. Tapi kampung halaman kita sebenarnya adalah surga. Semoga kelak, kita bisa masuk surga sekeluarga.”

Rumah Zakat
“Mas, maaf ya, untuk social trip Rona Nusantara (Ronus) yang di Trenggalek belum dulu.” Chat whatsapp dari panitia masuk ke handphone. “Iya Mba, nggak papa. Insya Allah di waktu yang tepat.” Beberapa hari kemudian, panitia Ronus pusat pun menghubungi. Yang dari awalnya Trenggalek nggak jadi, eh diundang untuk yang di Bandung.

Waktu berlalu. Hari pelaksanaan pun semakin dekat. Memasuki Ramadan, saya booking langsung untuk hafalan Quran di AQL Islamic Center. Dan saya baru ngeuh, akhir pekan kan acara Rona Nusantara di Bandung. Duh gimana ya? Jujur saja, hati saya cenderung tetap di Jakarta. Tiket kereta api pun belum saya beli. Perasaan saya belum pasti. Beberapa hari sebelum keberangkatan, peserta dari Jakarta meet up. Hingga hari itu, saya belum memutuskan pergi atau tidak.

Rabu, 23 Mei 2018. H-3 sebelum keberangkatan akhirnya saya kuatkan hati untuk berangkat. Saya siap untuk Ramadan Berdaya! Ramadan Berdaya, maksudnya? Di awal Ramadan tahun ini, saya tercerahkan dengan sebuah buku karya Akmal Sjafril yang berjudul “Wujudkan Ramadan Terbaikmu”. Buku ini seolah berhasil meng-install ulang pemikiran saya tentang memaknai Ramadan. Buku ini pun berhasil menggerakkan saya bahwa bulan Ramadan, tidak boleh nyaman dengan kegiatan itu-itu saja.

Menyempurnakan hafalan tentu saja baik. Tapi menjelajahi bumi Allah juga baik kok. Betul saja, pilihan saya untuk melakukan perjalanan tidak salah. Sesampainya di Dusun Cipaderek, tempat tujuan Ronus kali ini, kami disambut dengan ramah oleh Ibu yang akan direpoti dengan tumpangan selama dua hari dua malam.

Sharing and traveling. Dua kata inilah yang menjadi tagline Ronus. Jika di hari pertama kami melakukan kegiatan sosial, di hari kedua kami jalan-jalan. Hari pertama kami mulai dengan mengecat Masjid Nurul Huda. Saya yang tak berbakat seni pun mengambil saja kesempatan ini. Setelahnya, kami berangkat ke MTs terdekat untuk berbagi inspirasi.
Majalah Rumah Zakat di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI