“Rasanya senang sekali ketika sedikit ilmu yang saya punya bisa dibagi dan dimanfaatkan kembali.” Kira-kira itulah yang diungkapkan Yani ketika ditanya tentang keterlibatannya di kelompok perempuan pemberdaya “Naknik” Desa berdaya Brontokusuman. Yani sendiri adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak. Ia turut menggawangi berdirinya NakNik enam bulan yang lalu. Dan sejak itu pula ia begitu bersemangat mencari berbagai materi pelatihan demi dibagikan kepada ibu-ibu di sekitar Desa Berdaya Brontokusuman.
Menurut Yani, ia tak mempunyai target mulukmuluk yang ingin didapatkan dari NakNik ini. Berkumpul dan berbagi ilmu saja sudah merupakan sesuatu yang membahagiakan. Sebab dari Naknik pula Yani banyak mendapatkan ilmu dan rezeki bertemu dengan saudara-saudara yang mempunyai semangat untuk sama-sama maju. Anggota NaikNik memang hanya 11 orang, tapi ketika mengadakan pelatihan yang datang bisa mencapai 30 orang. Hal itu menjadi sumber kebahagiaan yang tidak bisa ditukar dengan apapun bagi Yani.
“Saya pernah dua kali mengisi pelatihan di NakNik ini. Yang pertama membuat sulam pita dan kedua membuat lilin dari mijel atau minyak jelantah. Kalau sulam pita saya memang sudah bisa dari dulu, tapi kalau pembuatan lilin, ilmunya tidak sengaja saya dapatkan ketika berkunjung ke suatu pameran kerajinan,” ujar Yani. Meski awalnya hanya tahu dari sebuah pameran, tapi akhirnya Yani berhasil mengeksekusi pembuatan lilin mijel itu yang kemudian dengan senang hati ia bagikan ilmunya melalui pelatihan di NakNik.
“Sejauh ini saya belum mulai berjualan, hanya berniat membuat souvenir untuk nikahan adik.
Tapi ada yang dulu ikut pelatihan di NakNik akhirnya mendapat pesanan dan berhasil menjual 300 buah. Tentu itu kabar yang membahagiakan buat saya pribadi,” Yani berkata sembari tersenyum bahagia.
