Tampilkan di aplikasi

Selamat datang di kota Tepi Air Bima

Majalah Rumah Zakat - Edisi 75
11 Desember 2019

Majalah Rumah Zakat - Edisi 75

Kota Bima sendiri berjuluk Kota Tepi Air.

Rumah Zakat
Subuh baru saja usai, ketika saya harus segera melangkahkan kaki menuju Bandara Soekarno- Hatta, Tanggerang, Banten. Dua dus besar penuh alat tulis, ransel gunung bermatras, dan tas penuh barang elektronik menjadi teman perjalanan saya pagi itu. Harapannya pun sederhana: perjalanan saya menuju Bima bisa berjalan lancar dan sampai tepat waktu.

Sesampainya di Bima, terik matahari musim kemarau langsung menyapa saya di lapangan udara Muhammad Salahuddin. Beruntung, kala itu saya sedang meriang. Kondisi ini membuat sorotan matahari siang itu justru terasa hangat di badan saya yang terbalut sweater tebal lengkap dengan kupluk di kepala. Untuk mencapai Bima, setidaknya ada tiga bandara yang menyediakan penerbangan langsung menuju kota paling timur Nusa Tenggara Barat tersebut.

Selain dari Lombok, kita juga bisa terbang dari Denpasar, Bali, dan Makassar, Sulawesi Selatan. Umumnya, maskapai yang melayani ketiga rute tersebut mempergunakan pesawat baling-baling ATR dengan durasi penerbangan berkisar 60–90 menit. Hanya saja, Nam Air memilih pesawat jet berjenis Boeing untuk melayani rute Lombok–Bima dan Denpasar–Bima. Pilihan ini membuatnya mampu memangkas waktu mengudara hingga sepertiganya. Ummu Sakinah, kontak kami di Bima, langsung melambaikan tangan setibanya kami di pintu keluar.

Bergegas, dia membawa kami ke mobil Jeep warna biru yang sudah terparkir di depan pintu bandara. Bersama paman Ibrahim, kami langsung tancap gas menuju pusat Kota Bima setelah semua barang terangkut di bagian belakang mobil. Jarak pusat Kota Bima dari Bandara Muhammad Salahuddin cukup dekat, sekitar 12 Kilometer, atau sekitar 20 menit bila ditempuh dengan menggunakan mobil. Hamparan perairan teluk yang tenang di sisi kiri jalan dan bentangan perbukitan yang gersang dengan sinaran matahari yang menyengat membangkitkan pemandangan layaknya gurun-gurun di Afrika.
Majalah Rumah Zakat di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI