Koyor Gongso, Meski gongso atau tumis termasuk khas Semarang, namun tak banyak kedai yang mengkhususkan diri menyajikan menu ini. Anda bisa menemukan warung penjual gongso di kompleks jajanan malam di kawasan Taman Brumbungan yang mulai buka sore hari. Di salah satu sudut taman jajan ini, ada kedai serbagongso milik Bpk Herman.
Pilihannya ada babat, ayam, koyor, daging, sosis, dan telur gongso. Semua menu dibuat dadakan menggunakan kompor berbahan arang. Herman menumis bumbu putih berbahan kemiri dan bawang putih, lalu memasukkan jenis bahan sesuai yang kita pilih. “Semua bahan seperti babat, usus, koyor, atau daging sudah direbus dulu supaya empuk,” jelasnya. Setelah itu, ia menuangkan kecap khas Semarang, Mirama, lalu dimasak hingga kuahnya kental dan terkaramelisasi. Penampilannya sungguh menggiurkan. Rasanya pun sesuai dengan tampilannya.
Paduan gurih, manis, dan tekstur yang empuk sungguh luar biasa. Seporsi menu ini dibanderol dengan harga mulai Rp 13 ribuan, hingga 30 ribu, tergantung bahan yang Anda pilih. “Bahkan ada juga yang sampai minta tiga jenis isinya dalam satu porsi,” ujarnya sambil tertawa. Buka sejak sore hari hingga tengah malam, kedai sederhana ini menyediakan 20 kursi untuk bersantap. Pondok Seafood Pajar Beberapa tahun belakangan, Semarang diramaikan dengan kedai-kedai yang menawarkan olahan seafood dengan harga bersahabat. Seperti Pondok Seafood Fajar yang ada di Jalan Hasanudin. “Kami sudah buka empat tahun menjajakan seafood murah meriah,” jelas Fajar, sang pemilik kedai. Beragam kerang, seperti kerang batik. darah, hijau, dan srimping (kerang kipas) dibanderol dengan harga mulai Rp 10 ribu saja. Tersedia juga cumi-cumi dan udang dengan harga Rp 15 ribu. Bahkan ada juga capit kepiting yang dibanderol Rp 13 ribu.
