Sajian nasi khas TImur Tengah, nasi biryani, tak hanya sedap aroma dan rasanya, tapi juga bertabur rempah dan beragam isi. Sehingga menyantapnya mampu membuat kita merasa terpuaskan. Nah, untuk merayakan Hari Raya Idul Adha, Sajiers bisa melengkapi hidangan hasil olahan kambing atau sapi dengan nasi biryani yang sedap mengggoda.
Sajiers pasti sudah sering menyantap nasi biryani, namun belum tahu cerita di balik nasi kaya rempah ini. Biryani atau briyani adalah olahan nasi yang sangat populer di Asia Selatan dan kawasan Timur Tengah, yakni berupa campuran nasi dengan beragam bumbu rempah dan daging.
Pada umumnya daging yang digunakan adalah daging kambing. Sajiers mungkin mengenal menu nasi biryani berasal dari India, tetapi sebenarnya nasi biryani bukan berasal dari India, tetapi Persia. Nama “biryani” pun berasal dari bahasa Persia, “birian”. Kata ini berhubungan dengan gaya memasaknya.
Pembuatan nasi biryani aslinya sangatlah unik. Setelah ditanak, nasinya digoreng terlebih dulu dan diberi bumbu, sementara dagingnya diolah terpisah. Itulah sebabnya dinamakan, “biryani” yang berasal dari kata “birian” dari bahasa Persia. Birian berarti “menggoreng sebelum memasak”. Nah, kedua olahan nasi dan daging ini baru disatukan setelah masing-masing olahan setengah matang di dalam pot tanah yang disebut, “handi”.
Olahan dagingnya diletakkan di bagian tengah, di antara 2 lapisan nasi yang sudah dimasak bersama bumbu, antara lain kunyit, bunga pala, air mawah, dan kapulaga. Handi lalu ditutup rapat dan diletakkan di dalam bara. Masyarakat India mulai mengenal nasi biryani diperkirakan dari warga Afganistan.
Sejumlah legenda pun melatar-belakangi kehadiran nasi kaya rempah nan lezat dan harum ini. Salah satu legenda mengatakan, seseorang membawa biryani dari Kazakhstan melalui Afghanistan menuju India Utara.
