Tampilkan di aplikasi

Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia - Edisi 1/2016

Seapen Crab, Kepiting kecil mengkilap mirip porselen ini tinggal bersama Sea Pen yang mudah ditemukan disepanjang pesisir barat Sulawesi. / Foto : Arief Yudo Wibowo

Scuba Diver AustralAsia Indonesia
Kunjungan saya kali ini ke Bunaken tak hanya membawa saya menyelami nostalgia masa lalu. Namun juga dikarenakan wilayah sisi timur Bunaken yang masih menyimpan misteri dan keunikannya tersendiri, sementara wilayah pesisir baratnya yang masih menjadi mainland, rumah bagi hewanhewan mikro, tetap menjadi favorit fotografer pehobi macro.

Taman Nasional Bunaken sebelah timur kini menjelma sebagai daerah konservasi bakau serta terumbu karang. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat bagi kepiting, lobster, moluska, dan burung laut. Titik selam favorit banyak orang di Bunaken mungkin sama dengan saya, yaitu Lekuan atau Fukui.

Saya masih ingat sewaktu saya melakukan discovery di titik selam ini beberapa waktu yang lampau. Saat menceburkan diri ke dalam asinnya air laut, saya merasa disambut oleh kawanan Butterflyfish dalam kelompok besar, dimana disela-sela kawanan tersebut terselip ikan-ikan groupers. Dan saat mata saya tertumbuk pada gugusan karang, saya dimanjakan oleh lusinan ikan Damsel dengan warnanya yang indah, berenang bebas diantara karang.

Sungguh sebuah pemandangan yang tak terlupakan. Tak hanya itu, bayang-bayang berada di sisi tebing curam berwarna warni yang dihiasi oleh ratusan ribu ikan, telah menjadi bunga tidur saya selama beberapa malam setelah trip pertama saya ke Bunaken. Ingatan saya tentang keindahan bawah laut Bunaken yang masih terekam dengan baik itulah yang membuat saya memutuskan untuk mengambil lisensi selam.
Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI