Tampilkan di aplikasi

Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia - Edisi 2/2016

Sebuah harta karun kuno, tenggelam oleh amukan gunung berapi, menunggu untuk ditemukan di Teluk Naples di Italia. / Foto : ANTONIO BUSIELLO DAN PASQUALE VASSALLO

Scuba Diver AustralAsia Indonesia
PADA MASA ROMAWI KUNO, orang-orang yang sangat kaya menghabiskan musim panas mereka di resor pesisir indah yang disebut Baiae. Vila elit memenuhi pantainya sehingga mendapat julukan “Roma Kecil”. Terletak di pantai barat laut Teluk Naples, Baiae dianggap lebih unggul dalam hedonisme dibanding dengan Pompeii, Herculaneum dan Capri. Pesta-pesta pinggir pantai yang liar serta sesi minum-minum yang panjang merupakan kebiasaannya.

Sumber-sumber kuno mengatribusikan daya tarik daerah ini kepada suhunya yang hangat, pemandangan yang menakjubkan, sejumlah mata air panas alami, serta jaraknya yang dekat dengan Romawi, yaitu kurang dari 200 kilometer di sebelah utara. Sekarang dikenal sebagai Baia, tempat ini dulunya merupakan pelabuhan komersil dan militer yang penting selama berabad-abad.

Daerah cantik ini terletak di tengah-tengah daerah vulkanik tak stabil yang disebut Phlaegrean (“berkobar” dalam bahasa Yunani) dan Pliny muda menyaksikan erupsi Gunung Vesuvius yang mengerikan di tahun 79AD dari Baia, dengan mata kepalanya sendiri. Ia menjelaskan erupsi serta kehancuran Pompeii dan Ercolano dalam karya tulisnya yang terkenal. Daratannya cukup menarik untuk dikunjungi.

Tetapi karena ketidakstabilan pesisirnya, Baia sekarang adalah situs arkeologi bawah air, sebuah kota tenggelam yang menawarkan salah satu pengalaman selam paling mengesankan di dunia. Baru ditemukan ketika para penjelajah meneliti wilayah tersebut pada abad ke-18. Lebih dari 3000 vila dan kuil Romawi ditemukan di sepanjang pesisir dan banyak reliknya yang dipajang di Museum
Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI