Tampilkan di aplikasi

Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia - Edisi 3/2017

Keseharian menarik seorang underwater photographer yang terlibat dalam penggalian bangkai kapal kuno. / Foto : Susannah H. Snowden-Smith

Scuba Diver AustralAsia Indonesia
Saya melayang di atas pilar marmer kuno, sekitar 45 meter di bawah permukaan Laut Mediteranea. Dengan satu tangan memegang kamera bawah air, tangan lain saya sibuk mengarahkan seorang model yang juga sedang melayang di tengah birunya air. Foto yang telah saya visualisasikan dalam benak pun tercipta.

Saya mengangkat kamera dan memencet tombol. Klik. Sekitar 2.000 tahun lalu sebuah kapal Romawi karam, hilang dan terlupakan di teluk Turki. Dan sekarang, saya berada di sini untuk mengabadikan penggaliannya.

Perjalanan saya dimulai ketika saya berusia 11 tahun. Saat itu saya sedang mempelajari oseanografi di kelas sains SD. Dalam buku cetak saya terkubur dua halaman pendek tentang arkeologi bawah air. Dan ketika membaca bagian tersebut, saat itu juga saya memutuskan, “Saya akan menjadi arkeolog bawah air ketika besar nanti!”.

Saya mulai mengumpulkan segala sesuatu yang dibutuhkan demi cita-cita itu. Saya mengambil lisensi Open Water ketika SMA, ujian menyelam di perairan New York City dengan jarak pandang hanya sekitar 10 cm.

Demi berlatih fotografi bawah air, saya pun menghabiskan banyak rol film untuk memotret bola-bola golf berwarna jingga di kolam renang dengan kamera “serius” pertama saya, Sea&Sea Motormarine 35mm. Ketika kuliah, saya lanjut ke jurusan antropologi dengan fokus arkeologi, serta mengambil sejarah seni sebagai jurusan minor.

Tujuan saya satu: bekerja di Institute of Nautical Archaeology (INA). Saya mengumpulkan nasihat dari banyak orang, menulis email, dan terus mengirim lamaran…. Dan akhirnya kerja keras saya pun terbayar. Pada satu malam saya mendapat telepon: “Maukah Anda datang ke Mesir untuk menggali dan memotret bangkai kapal?”
Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI