Tampilkan di aplikasi

Seperti apa rasanya menghadiri gelaran pendana konferensi kelautan PBB?

Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia - Edisi 3/2017
29 Maret 2018

Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia - Edisi 3/2017

Masa depan ekosistem lautan semakin tidak menentu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, para pemimpin dunia berkumpul demi menangani masalah terbesar di era modern ini. / Foto : Tobias Friedrich (except where specified)

Scuba Diver AustralAsia Indonesia
Kisah kehidupan laut saya berawal dari Taman Nasional Komodo, tepatnya di titik Batu Bolong. Sebelumnya, selama tiga tahun saya sempat keluar-masuk rumah sakit untuk menjalani operasi kaki kanan yang cedera karena main ski. Sepanjang periode itu saya pincang, kesakitan, dan depresi. Namun, suatu hari kehidupan membawa saya pada liveaboard dive trip ke Indonesia.

Dan tanpa pernah saya bayangkan, saya pun akhirnya menyelam di sana. Pada kedalaman 25 meter di bawah laut saya terjebak arus kencang. Saat berbagi reef hook dengan pemandu, saya yakin bahwa inilah saat terakhir dalam hidup saya. Namun ternyata saya salah. Arus Komodo yang dahsyat itu malah meluruskan kaki pincang saya, dan rasa sakit menahun itu pun hanyut terbawa gulungan ombak.

Saya lantas pulang dan menyimpan seluruh “kehidupan darat” saya di gudang. Semenjak itu saya sering pergi berkeliling dunia, belajar tentang lautan, memahami bagaimana dampaknya untuk kehidupan manusia, serta dahsyatnya fenomena perubahan iklim. Setelah sempat tiga tahun hidup tanpa arah, mendapat kesempatan hadir di Konferensi Kelautan PBB membuat hidup saya terasa mantap lagi.

Inilah saya. Saya berjalan memasuki Markas Besar PBB di New York dengan badge nama sendiri, tas kamera baru, lengkap dengan blus yang baru disetrika. Rasanya seperti hari pertama masuk sekolah Selama seminggu kantor PBB ditutup untuk umum demi Konferensi Kelautan ini.

Lebih dari 8.000 pemimpin dunia, delegasi, peneliti, akademisi, advokat tambang minyak/mineral/gas, LSM, serta media massa sibuk lalu-lalang di antara ratusan acara. Mereka saling membuat persetujuan, bertukar pengalaman, sambil menguatkan networking antar-wilayah yang telah tercipta semenjak ribuan tahun lalu.
Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI