Teluk Maumere di Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, sejak dulu telah dikenal sebagai titik selam tertua di Flores yang menjadi tujuan wisata selam dunia. Bahkan, buku referensi identifikasi ikan berjudul Indonesian Reef Fishes karya Rudie H. Kuiter dan Takamasa Tonozuka yang diterbitkan pada tahun 2001, sebagian besar fotonya diambil di Maumere.
Maumere memiliki titik selam The Crack yang dapat dikatakan saat ini merupakan satu-satu yang memiliki cerita sejarah tentang musibah gempa dan tsunami di Indonesia ini. Titik selam The Crack merupakan bekas patahan bumi akibat bencana tsunami yang melanda Maumere pada tanggal 12 Desember 1992.
Tak disangka, bencana alam yang merenggut korban 400 jiwa tersebut ternyata saat ini menyisakan bentuk patahan yang menarik penyelam untuk berkunjung ke Maumere sekaligus melihat keindahan koral di The Crack yang berangsur-angsur pulih.
Kehidupan bawah laut yang sempat rusak, kini hidup kembali sehingga dapat mengundang para penyelam, dari pemula hingga profesional, dan fotografer bawah laut dunia untuk datang menyaksikan dan mengabadikannya. The Crack berlokasi di Pulau Babi, dengan kedalaman antara 10 meter hingga 16 meter.
Titik selam bekas patahan bumi hanya ada di empat negara di dunia, yakni di Thailand, Maladewa, Sri Lanka, dan Indonesia. Untuk mendukung kegiatan promosi pariwisata Kabupaten Sikka, terutama wisata selamnya, yang bertujuan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Maumere, Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka meluncurkan buku Underwater Maumere.
