Tampilkan di aplikasi

Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia - Edisi 5/2014

“Mengamati kehidupan sekelompok hiu dengan teknologi masa kini mengungkapkan bahwa hubungan yang terjadi di dalam kelompok ikan tersebut tidak sesederhana yang kita kira.”

Scuba Diver AustralAsia Indonesia
Sekelompok hiu dengan panjang satu meter berbaring tidak bergerak di dasar laut. Seorang penyelam bergerak perlahan lalu menangkap hiu tersebut. Penyelam memegang bagian kepala hiu dengan satu tangan lalu, sementara tangan yang lain memegang ekornya.

Hiu meronta-ronta sebelum akhirnya menyerah kalah dan akhirnya penyelam membawa hiu tersebut naik ke perahu kecil yang telah menanti di permukaan air. “Kita berhasil menangkap kembali hiu yang kita cari!” penyelam tersebut berkata saat di permukaan air. Ini adalah Nathan Bass, seorang kandidat PhD dari Universitas Macquarie, yang mempelajari jejaring sosial dari hiu Port Jackson di New South Wales, Australia.

Nathan menyerahkan hiu kepada anggota tim yang telah menunggu di atas perahu. Mereka bekerja secara sistematis mengumpulkan data penelitian sebanyak mungkin dalam waktu yang terbatas, untuk menghindari stres yang mungkin terjadi pada hiu yang dijadikan subjek penelitian.

Hiu diukur dari ujung kepala hingga ekor sebelum dimasukkan dengan hati-hati ke dalam kantong dan diangkat ke udara untuk ditimbang. Rata-rata ukuran seekor hiu Port Jackson jantan adalah 95 cm dan 6 kg, sementara betinanya memiliki ukuran yang sedikit lebih besar 120 cm dan 14 kg.

Tim mengumpulkan contoh jaringan untuk analisis DNA dan mencatat semua data dan nomor identifikasi dari sebuah penanda di bagian ekor hiu. Akhirnya alat khusus yang membuat Nathan tertarik untuk menangkap seekor Hiu Port Jackson ini telah berhasil diambil dan hiu dilepaskan kembali ke laut.
Majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI