16 juta tahun yang lalu, di bagian paling utara planet Bumi, retakan di Pegunungan Mid-Atlantik menyebabkan titik gunung berapi muncul dan menciptakan negeri api dan es ini. Di sini, lempeng tektonik Amerika Utara dan Eurasia bertemu, dan terus-menerus meregangkan daerah ini sekitar 5 sentimeter setiap tahunnya.
Gunung berapi aktif, geiser, gletser, dan wilayah geothermal memenuhi pulau ini. Akibat topografi dan lokasi geografisnya yang dramatis, hampir 80 persen negara ini tidak bisa dihuni, dan hanya 330.000 jiwa yang hidup di Islandia hingga hari ini.
Mencengangkannya, semua energi di Islandia dihasilkan oleh tenaga panas bumi dan tenaga air, dengan 90 persen rumah dihangatkan oleh air geothermal. Islandia memberikan begitu banyak sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk menghasilkan energi terbarukan.
Pemandangan bawah air di Islandia tidak kalah memesonanya dengan pemandangan di darat. Gua-gua es penuh air dan kerucut di bawah air menjadi destinasi selam unik yang ditawarkan oleh negeri api dan es ini.
Es. Sepertiga Islandia diselimuti oleh gletser, yakni bongkahan es padat yang terbentuk akibat akumulasi endapan salju selama berabad-abad lamanya. Setiap musim panas, gletser ini meleleh dan airnya membentuk sungai di permukaan gletser yang mengalir ke dalam gletser itu sendiri.
Sungai-sungai ini biasanya mengalir mulai bulan April dan membeku kembali ketika musim dingin tiba di bulan November, dan meninggalkan gua-gua besar di bawah permukaan gletser. Beberapa tahun belakangan ini, gua-gua tersebut telah menjadi atraksi populer bagi wisatawan yang penasaran karena langit-langit es berwarna birunya merupakan pemandangan yang menakjubkan, terutama
