Tampilkan di aplikasi

Mencari pakar nutrisi untuk tubuh ideal

Majalah Sedap - Edisi 7/2016
15 Juli 2016

Majalah Sedap - Edisi 7/2016

Seusai perayaan Lebaran, sebagian orang tiba-tiba saja punya bobot berlebih. Tak heran kalau mereka segera mencari ahli gizi yang bisa membuat mereka kembali bertubuh singset. Empat pakar berikut, dokter dan ahli nutrisi menjabarkan cara langsing ala mereka. Anda pasti cocok dengan salah satunya. / Foto : Dok. pribadi

Sedap
Dr.dr. Tan Shot Yen, M.Hum Hindari Karbohidrat Berpati Tinggi Banyak masalah kesehatan dan juga berat badan yang muncul dari pola makan yang keliru. “Pada prinsipnya, pola makan yang benar itu sehat dan seimbang,” jelas Dr.dr. Tan Shot Yen, M.Hum.Bahan yang sehat perlu dimaknai lebih dari sekedar bahan yang baik. Tetapi juga harus semakin dekat dengan bentuk aslinya di alam. Karena itu proses dan campur tangan manusia harus seminimal mungkin.

“Misalnya buah. Baik dari alam, tapi kalau dijus, kondisi seratnya sudah tercerai-berai. Gula di dalam buah yang semestinya diikat oleh serat jadi terlepas. Akibatnya lebih cepat diserap usus dan melonjakkan gula darah dibandingkan dimakan langsung,” jelasnya. Tren yang ’meminjam’ kebaikan sayur dan buah, tapi sebenarnya olahan industri menurutnya juga kurang tepat. Misalnya membuat mi sayuran, seakan semua kebaikan sayur masih ada di dalam tepung mi. Padahal warnanya saja yang mendekati. Kandungan nutrisi sesungguhnya dan seratnya sudah bisa dibilang tidak ada.

“Jadi kalau mau makan sayur, ya, makan saja sayur utuh.” Komposisi makanan yang seimbang juga menjadi hal penting. Tiga komponen kandungan makanan yang dibutuhkan yaitu karbohidrat, protein, dan lemak Karbohidrat terbagi dua, yaitu yang berpati dan tidak. “Kombinasi karbohidrat rendah dan tinggi serat sangat baik. Jadi seharusnya porsi karbohidrat tidak berpati ini yang konsumsinya besar,” imbuhnya. Karbohidrat berpati di antaranya padipadian, jagung, ubi, singkong, kentang, talas, ganyong, dan kimpul. Karbohidrat seperti ini tentu tinggi kalori dan mudah dicerna menjadi gula sehingga sering disebut sebagai sumber tenaga. Yang tidak berpati, tentunya sayur dan buah. Orang Indonesia masih salah kaprah tidak menggolongkan sayur dan buah sebagai karbohidrat. Padahal karbohidrat itu prinsipnya segala bahan pangan yang hasil akhir metabolismenya dalam tubuh dipecah menjadi gula.
Majalah Sedap di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI