Memasuki kawasan Maze Market, kita dibawa melalui sebuah gerbang yang akan mengantar kita menikmati setidaknya 130 tenant kuliner yang tersebar di berbagai tempat. Itulah yang tertulis di berbagai banner di kawasan kuliner yang sangat luas ini. “Saat ini tenant kulinernya bahkan sudah berkembang menjadi 160 tenant, dan yang waiting list sudah ratusan,” jelas Rudi Salim Gunawan, CEO PT. Pasar Maze Indonesia yang mengelola Maze Market. Rudi beralasan, pembangunan tempat kuliner selama ini terpusat di Tangerang Selatan. “Sedangkan kawasan Tangerang Kota minim tempat kuliner yang memadai. Maka kami bangun kawasan kuliner terbesar di Tangerang ini seluas 4 hektar,” cetusnya.
Camilan Hingga Menu Berat Dari lahan seluas 4,1 hektar, 2,1 di antaranya dibangun menjadi tempat makan yang terdiri dari 4 sektor, yaitu gerai 1, membran 1, gerai 2, dan membran 2. Kawasan Gerai menempati kios semi permanen seluas 3x3 meter, sedangkan membran menggunakan tenda besar berwarna putih. Selain kios yang sudah tersedia, terdapat juga lahan kosong yang diisi dengan gerobak dan booth sehingga tenant yang berjualan sangat variatif. “Namun kami beri syarat agar desain dan dekorasi setiap kios, booth, dan gerobak harus bagus dan kami evaluasi terlebih dulu sebelum disetujui,” imbuhnya. Hasilnya, penampilannya sungguh meriah. Bahkan gerobak jajanan sekelas cilok pun tampil menawan dengan warna merah cerah. Apalagi di sepanjang lorong kios yang menjadi tempat makan juga dihiasi dengan lampion warna-warni yang indah, khususnya menjelang malam.
Soal hidangan, tenang saja. Mulai dari camilan, makanan berat, minuman, hingga dessert, semua lengkap. Misalnya di gerai Waffl ekker, Anda bisa mencicipi kue lekker dalam cetakan khusus. Harganya pun cukup bersahabat, antara Rp 7 ribu - Rp 13 ribu. Pilihan rasanya tersedia vanilla, cokelat, pandan, stroberi, hingga pandan. Sementara topingnya ada keju, chocochip, oreo, kismis, selai cokelat, hingga es krim.
