Tampilkan di aplikasi

Mereka yang berjasa terhadap dunia kuliner Indonesia

Majalah Sedap - Edisi 08/2016
2 Agustus 2016

Majalah Sedap - Edisi 08/2016

Kita semua tergantung kepada para petani. Tetapi mereka jauh dari sejahtera. Beberapa anak muda berjuang membantu para petani dengan berbagai cara. Simak juga seorang wanita yang begitu tangguh memperkenalkan dan melestarikan kuliner kita. Juga dengan libatkan petani. / Foto : Dok. Pribadi & Intan YS & Miftakh F.

Sedap
Ingin Dirikan Centre of excellence Kuliner nusantara. nama lisa Virgiano sudah tak asing di dunia kuliner kita. sudah banyak yang ia lakukan, mulai dari mempromosikan hidangan nusantara lewat caranya yang unik atau membantu para petani dalam menanam pangan yang benar. dari semua yang dilakukan lisa, ada satu hal yang manarik. ia mencoba menggali asal-muasal budaya sebuah makanan, serta faktor-faktor pendukungnya. Caranya dengan melakukan banyak dialog dan penelitian untuk memverifi kasi informasi langsung di lapangan mengenai suatu makanan.

hasilnya tidak disimpan sendiri, tetapi ia promosikan kepada para penikmat makanan nusantara lewat serangkaian acara citarasa, konferensi internasional, kunjungan ke komunitas-komunitas peduli pangan lokal, dan menjalin hubungan dengan banyak pelaku industri yang memiliki visi besar dalam melestarikan nilai-nilai budaya makanan nusantara. Tak heran billa lisa rela “blusukan” dari satu daerah ke daerah lain demi memverifi kasi sebuah informasi, langsung ke tempat asalnya. ia juga tanpa pamrih melakukan pendampingan terhadap sejumlah petani di banyak tempat di indonesia, seperti petani kopi di gunung Merapi dan Wanena (papua).

dari hasil keluar masuk berbagai daerah di Tanah air, lisa menemukan banyak fakta unik mengenai makanan nusantara yang sangat kaya ragamnya. di antaranya daun magis rendeu dari gunung halimun yang biasa dimakan bersama gulungan ikan asin, beras varietas unggul dari adan Krayan (Kalimantan Timur), lempah kulat bangka, dan jamur kulat liar yang hanya tumbuh di bawah pohon pelawan di Bangka. ia juga jadi mengenal maco pado di Bukittinggi atau pangi pamarrasan Toraja (kulit buah keluak yang dimasak bersama daging kerbau dan lombok katokkon). Nama asing yang tak pernah kita dengar, bukan? Maco pado adalah fermentasi kelapa parut, buah semawang, dan bagian tertentu ikan air tawar.
Majalah Sedap di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI