Belasan tahun lalu, suplemen berbahan spirulina pernah membuat heboh karena diklaim bisa menjadi obat HIV/AIDS. Namun kehebohan itu surut secara perlahan, hingga tak terdengar lagi kabarnya. Pasalnya, klaim sebagai obat anti-HIV/AIDS ternyata tidak terbukti. Belakangan, spirulina kembali populer, masih sebagai suplemen, tetapi kini lebih akrab sebagai campuran makanan. Bisa dicampur dengan apa saja, ya?
Oleh karena warna hijaunya yang natural dan tekstur yang halus, spirulina bisa ditambahkan ke dalam berbagai olahan kue, lo. Bahan pangan yang dianggap sebagai salah satu super food ini juga diyakini memiliki banyak sekali khasiat. Dari mencegah diabetes, meningkatkan daya tahan tubuh, hingga meminimalkan efek negatif kemoterapi pada pasien kanker.
Spirulina merupakan tanaman renik sehingga memang aslinya berukuran halus. Warnanya berasal dari kombinasi pigmen hijau klorofil dan pigmen jingga betakaroten (provitamin A). Di balik ukurannya yang renik, spirulina memang padat gizi. Kaya mineral dan vitamin, sehingga memang sangat mungkin bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Mineral utamanya adalah zat besi. Cocok dimanfaatkan oleh kaum perempuan sebagai pengganti sel darah yang hilang akibat siklus menstruasi. Sementara vitamin utamanya adalah kelompok vitamin B, terutama vitamin B2. Vitamin ini bisa memacu aktivitas metabolisme sehingga membuat badan lebih bugar, serta menjaga kesehatan kulit dan rambut.
Cocok pula untuk tujuan kecantikan. Namun lantaran vitamin mudah rusak oleh panas, kue yang paling cocok ditambahi spirulina adalah yang tidak melibatkan panas tinggi dan proses memasak yang lama. Puding dan smoothie adalah contoh terbaik.
