Menjadi penyuluh pertanian bukanlah suatu yang mudah, terlebih lagi bagi seorang penyuluh swadaya yang tidak berlatar belakang pendidikan penyuluhan. Itulah yang dialami Maman Suparman, penyuluh swadaya asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Karena itu menurut Maman, seorang penyuluh swadaya ‘wajib’ memiliki 5 O yaitu Otot, Otak, Ongkos, Orang, dan Organisasi. O pertama adalah Otot. Artinya, penyuluh swadaya harus sehat jasmani rohani. O kedua Otak. Penyuluh wajib memiliki wawasan pengetahuan dan visi misi.
Kemudian Ongkos. Ongkos adalah sebuah resiko penyuluh swadaya yang harus dikeluarkan ketika melakukan berbagai kegiatan. O keempat adalah Orang yang dikenal, mengenal wilayah dan tidak tercela. O kelima adalah Organisasi. Seorang penyuluh swadaya harus memiliki manajemen organisasi. Dengan dasar itulah dipegang Maman sebagai penyuluh swadaya.
“Dengan berpegang prinsip itu, saya sekarang sudah bisa menuliskan gagasan, inovasi bahkan mengajarkannya kembali kepada orang lain tanpa pamrih dan selalu bahagia,” kata Maman kepada Sinar Tani di sela-sela Pengukuhan Pengurus DPP Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Maman mengakui, dirinya sebenarnya bukanlah orang yang berkecimpung di dunia pertanian, bahkan ia lebih banyak melakoni dunia kontraktor. Namun kecintaannya kepada pertanian membuatnya turun ke sawah menjadi petani murni. “Saya awalnya mendapat pelatihan dari penyuluh yang ada di daerahnya,” katanya.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.