Dodol adalah satu dari sekian jenis makanan olahan khas Indonesia. Ketika mendengar nama “dodol”, yang terlintas di pikiran kita biasanya adalah dodol Garut. Padahal sebenarnya dodol juga diproduksi di daerah lain. Di Jakarta Dodol Betawi sejak puluhan tahun lalu dihasilkan secara rumahan dan hingga kini masih menjadi camilan favorit kala Idul Fitri.
Kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu merupakan salah satu daerah penghasil dodol terbesar di Jakarta. Dikenal sebagai “Kampung Dodol”, begitu memasuki Jl Angsana Raya yang bersebelahan dengan Kompleks Badan Intelejen Nasional (BIN) tampak berjejer penjual dodol betawi berbagai macam merk.
Menelusur lebih ke dalam, tepatnya ke Jalan Damai Baru, dari kejauhan sudah tercium aroma wangi dodol datang dari rumah-rumah yang sedang dalam proses memproduksi dodol betawi. Tim liputan Sinar Tani berkesempatan melihat langsung proses pembuatan dodol Betawi di salah satu rumah di Jl Damai Baru tersebut. Tampak di dalamnya puluhan pekerja laki-laki tengah asyik mengerjakan tugas masing-masing. Ada yang sedang mengupas kelapa, mengaduk dodol di kuali-kuali berukuran besar dan ada pula yang menyiapkan kegiatan pengemasan.
Sang pemilik usaha, Hairiyah yang akrab disapa Ibu Yuyun mengemukakan, sudah menekuni usaha memproduksi dodol betawi sejak tahun 1980. Ia mendapatkan resep pembuatan dodol langsung dari orang tuanya.
“Sebenarnya ini bisnis turun-temurun. Ibu saya sudah merintis usaha pembuatan dodol betawi sejak tahun 1965. Lalu saya melanjutkannya dimulai di tahun 1980,” jelas ibu empat anak itu.
Bermerek dagang “Sari Rasa”, dodol buatan Ibu Yuyun banyak diminati masyarakat terutama warga Betawi dan dijadikan camilan wajib di setiap hari raya lebaran. Dikemas apik dalam wadah berupa keranjang plastik mungil juga berupa gulungan, dodol ibu Yuyun kerap dijadikan buah tangan bagi mereka yang akan berlebaran di kampung halaman.
