Perubahan iklim sendiri terjadi apabila musim hujan dan kemarau datangnya tidak menentu. Kondisi itu mengubah kebiasaan petani dalam berusaha tani. Beberapa perubahan tersebut adalah kondisi suhu dan kelembaban udara, pola curah hujan, iklim ekstrim (La Nina dan El Nino) dan peningkatan muka air laut.
Untuk mengantisipasi perubahan iklim dalam hal pertanian, ada beberapa tips. Misalnya, pemilihan komoditi tahan cekaman, penggunaan varietas unggul, pelaksanaan waktu tanam, diversifikasi tanaman, pengendalian hama dan penyakit secara alami, penggunaan pupuk organik, pemeliharaan tanaman yang tepat, panen yang tepat dan pengolahan serta pemasaran yang tepat.
Menurut Penyuluh Pertanian Lapangan Kabupaten Indramayu, Nursulaeman, dalam mengantisipasi perubahan iklim, para penyuluh mendorong petani memilih komoditi yang toleran terhadap perubahan iklim. “Tidak hanya dari padi saja, bisa dari jagung, kedelai, ubi kayu, talas, kimpul, aneka kacang, ganyong dan masih banyak lainnya,” katanya.
Pemilihan varietas unggul merupakan anjuran kalangan peneliti karena memang diciptakan sesuai kebutuhan petani. Tinggi rendahnya tingkat kuantitas dan kualitas hasil tanaman sebagian besar dipengaruhi varietas yang digunakan. Karena itu menurut Nursulaeman, pemilihan varietas menjadi sangat penting karena varietas unggul memiliki berbagai kelebihan.
Misalnya produktivitas lebih tinggi, lebih toleran terhadap kondisi curah hujan, penyinaran matahari, suhu tanah dan masih banyak lainnya. Contoh varietas unggul yang tahan terhadap perubahan iklim antara lain Inpari 13 (padi) dan Hibrida P28 (jagung).
