Tampilkan di aplikasi

Kandang close house tak harus mahal

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3769
1 Oktober 2018

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3769

Di tengah harga ayam yang rendah ditambah dengan kenaikan harga pakan, peternak juga masih dibayangi tingkat kematian ayam yang cukup tinggi.

Sinar Tani
Duka kadang menyelimuti peternak ayam unggas yang masih menerapkan sistem kandang open house. Kematian ternak menjadi bencana yang membuat kerugian besar bagi pemilik kandang. Salah satu peternak ayam broiler, H Romli mengakui, banyak duka yang dirasakan saat menerapkan sistem kandang open house.

“Kegagalannya bisa sampai 70 persen, dari setahun kita isi 7 kali dan 5 kali di antaranya gagal. Boroboro beruntung,” ujarnya. Namun kondisi berbeda dirasakan H. Romli setelah dirinya meng-upgrade kandangnya menjadi semi close house. Meskipun masih terkena penyakit, namun ayam masih bisa diobati.

”Sirkulasi udara dengan baik, kebutuhan oksigen ayam terpenuhi, pertumbuhan bagus, FCR bisa ditekan,” ungkapnya. Manfaat upgrade juga dirasakan peternak ayam petelur Pembiayaan Upgrade closed house luas 1.120 meterpersegi) (layer) dari Bekasi Kusnadi. Saat mengubah kandangnya menjadi semi close house, tingkat kematian ayam menjadi rendah karena tidak banyak stress.

“Sebelumnya bisa sampai 8-15 persen dari jumlah ayam. Tapi kalau sekarang, paling hanya 2-4 persen saja paling banyak,” tuturnya. Kusnadi juga menambahkan upgrade kandang sangat berguna bagi peternak apalagi disesuaikan dengan kondisi cuaca di Indonesia yang sering menjadi kendala. Dengan sistem ini menurutnya, bisa mengurangi pengaruh cuaca dari luar.

Upgrade inilah yang diharapkan Gabungan Organisasi Peternak Ayam (GOPAN). Apalagi, mengingat modernisasi kandang sebagai salah satu syarat untuk keberlangsungan usaha yang semakin kompetitif di era milenial dengan tantangan pasar global.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI