Tampilkan di aplikasi

Era transformasi pertanian tradisional ke moderen

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3780
26 Desember 2018

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3780

Pertanian tradisional nampaknya akan menjadi lagu lama.

Sinar Tani
“Yang dikatakan pertanian tradisional, produksinya 2 ton/ha, panen satu kali, dan pengelolaannya manual. Sedangkan yang dika takan pertanian modern produksinya 6 ton/ha, panen tiga kali setahun, pengelolaannya full mekanisasi dan menggunakan manajemen modern,” demikian diungkapkan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, beberapa waktu lalu.

Bahkan untuk mendorong modernisasi pertanian, Amran juga meminta pemerintah daerah untuk bersama-sama mentransformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Upaya pemerintah mendorong modernisasi pertanian dengan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) telah berdampak pada peningkatan produksi pangan, khusus padi.

Direktur Alat dan Mesin Per tanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah menegaskan, program mekanisasi pertanian melalui alat mesin pertanian berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani dan tingkat produksi tanaman pangan Indonesia.

Dengan adanya alsintan mampu menekan biaya operasional 35-48% dan memangkas waktu kerja petani. Sebelumnya tanpa mekanisasi, petani membajak sawah seluas 1 ha harus berharihari, tapi kini cukup 2-3 jam. Petani juga bisa menanam padi hingga tiga kali dalam setahun karena proses pengolahan dan panen yang cepat.

Keuntungan lain penggunaan alsintan menurut Andi Nur adalah penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10% dapat diselamatkan dan meningkatkan nilai tambah. “Dengan demikian, produksi yang dicapai petani lebih tinggi, pendapatan petani pun ikut naik,” ujarnya.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI