Tampilkan di aplikasi

Cerita di balik buah murah dan solusinya

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3787
18 Februari 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3787

Ada ekspresi yang berbeda dari petani saat harga jual buahnya rendah.

Sinar Tani
Kata buah, sangatlah baik. Ada “buah hati” hingga buah Durian. Namun bagi beberapa petani di Banyuwangi yang sedang panen raya Buah Naga, atau petani Sukabumi, Bogor, Lebak yang sedang panen Manggis, juga pedagang Semangka di pasar induk Surabaya, mungkin berbeda rasanya. Mungkin juga petani-petani Magelang, Boyolali atau daerah lain yang sedang panen Rambutan, Semangka. Karena harga buah mereka rendah.

Ada ekspresi yang berbeda dari petani saat harga jual buahnya rendah. Ada yang menyebar produknya di jalan, ada yang membuang buah (tak layak)- nya ke sungai, sehingga membuat gaduh di media, itu merupakan tindakan ekspresif emosional yang tak terbendung. Tetapi ada yang tetap senyum senyum manis karena usahanya masih berjalan dengan baik.

Apakah karena harga buah yang rendah itu petani menjadi rugi..? Nanti dulu… sebab untuk dapat menentukan rugi atau tidak, perlu perhitungan-perhitungan. Untuk beberapa kasus, para petani berbuat ekspresif dan cenderung mengeluh atau protes itu setelah didalami ada banyak cerita. Misalnya, mengapa petani buah naga mengeluh saat harga jual dikebun mereka Rp 2.000/kg. Karena dulu pernah mengalami harga Rp 15.000 hingga 20.000/kg.

Bagi petani yang menggunakan teknologi lampu dan segala macam pupuk dan perangsang buah, harga itu tidak mampu menutup biaya, alias rugi. Tetapi bagi Hadi, petani buah naga dari Banyuwangi selatan, yang menerapkan teknologi organik mengatakan dengan harga Rp 2.000/kg sebenarnya petani tidak rugi, tetapi labanya kecil.

Karena, dengan cara organik, biaya produksi lebih murah, jauh lebih murah, masih ditambah bonus – mutu buah lebih baik, katanya. Jadi kalau harga dapat lebih dari Rp 10.000,- saja, petani bener bener makmur. Itulah makanya, hampir semua sawah yang dulunya ditanami padi, sekarang telah berganti dengan buah naga.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI